REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH--Hampir semua kantor perekrutan Saudi mendukung penghapusan perekrutan tenaga kerja asal Indonesia. Hal ini mengemuka dalam pertemuan Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi, di Riyadh, pekan lalu.
Menurut perkiraan, sekitar 1,5 juta orang Indonesia saat ini bekerja di Arab Saudi. Meskipun pembatasan terhadap para pekerja Indonesia akan menyakiti kantor perekrutan Saudi, demikian laporan Arabnews, "Tapi itu tidak menghentikan 98 persen pengguna mereka mendukung larangan total itu."
Kepala Komite Nasional untuk Perekrutan Tenaga Kerja wilayah Riyadh, Saad Al-Baddah, menyatakan, salah satu alasan usulan penghentian ini karena partner perekrutan mereka di Indonesia menuntut komisi dan upah yang terlalu tinggi.
Al-Baddah mengatakan bahwa lebih dari 40 investor dan pemilik kantor perekrutan berkumpul untuk membahas situasi dengan perwakilan Indonesia, tapi sia-sia. Al-Baddah mengatakan komite itu akan mulai mendesak surat kabar untuk menghentikan iklan untuk tenaga kerja dari negara Asia Tenggara. Mereka mengaku akan mengeksplorasi alternatif lain dari negara-negara seperti Vietnam, Thailand, dan Kamboja.
Ada klaim bahwa biaya merekrut tenaga kerja dari Indonesia telah meningkat 300 persen dari 2.800 hingga 7.500 riyal per-TKI dalam tiga tahun ini.
Perusahaan perekrutan sebelumnya telah menolak kenaikan 375 riyal terbaru yang diminta oleh pemerintah Indonesia pada bulan April. Mereka mengklaim total biaya untuk mempekerjakan pembantu asalm Indonesia sedikitnya adalah 9.000 riyal.
perusahaan Saudi juga menuduh rekan mereka di Indonesia gagal untuk memenuhi sebagian besar komitmen mereka, termasuk penyediaan satu bulan pelatihan dan orientasi bagi terutama pekerja rumah tangga yang diberangkatkan. Mereka mengatakan bahwa hal ini memperburuk masalah pelarian PRT.
Dalam wawancara sebelumnya diterbitkan di Arab News, Jamal Al-Mofavaz, seorang investor Saudi di pasar rekrutmen, mengatakan bahwa jumlah pekerja rumah tangga Indonesia di Saudi berfluktuasi antara 1,2 juta hingga 1,5 juta orang.
"Keluarga Saudi menghabiskan lebih dari 20 miliar riyal pada para pekerja setahun ini. Namun, mereka juga menanggung kerugian 30 persen dari jumlah ini karena kegagalan pekerja rumah tangga untuk memenuhi ketentuan kontrak kerja, " katanya, menghubungkan ini terutama dengan tidak adanya peraturan yang efektif melindungi hak-hak keluarga Saudi.
Menurut Al-Mofavaz, warga Saudi terpaksa membayar setidaknya 2,.500 untuk kantor agen perekrutan Indonesia untuk merekrut seorang PRT. "Ini tidak bisa dibenarkan dan dimengerti," katanya, sambil menggarisbawahi kebutuhan untuk membangun hubungan yang saling seimbang berdasarkan prinsip-prinsip kemitraan dan saling menghormati adalah sangat penting.
Dia juga mencatat bahwa kantor perekrutan Saudi setuju hampir dua tahun yang lalu untuk meningkatkan upah bulanan PRT asal Indonesia dari 600 riyal ke 800 riyal perbulan sesuai permintaan dari Indonesia.
Red: Siwi Tri Puji.B
Sumber: Arab News
Minggu, 23 Mei 2010
Selasa, 18 Mei 2010
Daftar Perguruan tinggi negeri di Indonesia
Berikut adalah daftar perguruan tinggi negeri di Indonesia, di bawah pengelolaan Departemen Pendidikan Nasional. Daftar ini tidak mencakup perguruan tinggi keagamaan di bawah pengelolaan Departemen Agama dan perguruan tinggi kedinasan yang dikelola oleh Departemen/Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non Departemen lainnya.
Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perguruan tinggi dapat berbentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik, atau Akademi.
Sumatera
Aceh
* Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
* Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe
* Politeknik Negeri Lhokseumawe, Lhokseumawe
* IAIN AR-RANIRY, Banda Aceh
* STAIN Malikussaleh, Lhokseumawe
* STAIN Zawiyah Cot Kala, Langsa
Sumatera Utara
* Universitas Sumatera Utara, Medan
* Universitas Negeri Medan, Medan
* Politeknik Negeri Medan, Medan
Sumatera Barat
* Universitas Andalas, Padang
* Universitas Negeri Padang, Padang
* Politeknik Negeri Padang, Padang
Riau
* Universitas Riau (UR), Pekanbaru
* UIN Suska Riau
Kepulauan Riau
* Universitas Maritim Raja Ali Haji
* Universitas Internasional Batam
Jambi
* Universitas Jambi, Jambi
* IAIN STS, Jambi
Bengkulu
* Universitas Bengkulu, Bengkulu
Sumatera Selatan
* Universitas Sriwijaya, Palembang
* Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang
Lampung
* Universitas Lampung, Bandar Lampung
* Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Bandar Lampung
* Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung
* Poltekkes Depkes Tanjungkarang, Bandar Lampung
Bangka Belitung
* Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung
* Politeknik Manufaktur, Bangka Belitung
* STAIN Syekh Abdurrahman Sidik, Bangka Belitung
Jawa
Banten
* Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
* Perguruan Tinggi Buddhi, Karawaci
DKI Jakarta
* Universitas Indonesia
* Universitas Negeri Jakarta
* Universitas Terbuka
* Politeknik Negeri Jakarta
* Politeknik Tugu Jakarta
* Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
* Universitas Terbuka
Jawa Barat
* Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
* Universitas Padjadjaran, Bandung
* Institut Pertanian Bogor, Bogor
* Institut Teknologi Bandung, Bandung
* Politeknik Negeri Bandung, Bandung
* Institut Teknologi Telkom Bandung, Bandung
* Politeknik Telkom Bandung, Bandung
* Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, Bandung
* Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih, Bandung
* Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Cirebon. Cirebon
* Universitas Muhammadiyah Cirebon, Cirebon
* Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon
* Universitas Siliwangi, Tasikmalaya
* STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) CIC, Cirebon
Jawa Tengah
* Universitas Diponegoro, Semarang
* Universitas Negeri Semarang, Semarang
* Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
* Universitas Sebelas Maret, Surakarta
* Politeknik Negeri Semarang, Semarang
* Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta, Surakarta
Universitas Sultan Agung-Semarang
Daerah Istimewa Yogyakarta
* Universitas Gadjah Mada
* Universitas Negeri Yogyakarta
* Institut Seni Indonesia Yogyakarta
* Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Jawa Timur
* Universitas Airlangga, Surabaya
* Universitas Negeri Surabaya, Surabaya
* Universitas Brawijaya, Malang
* Universitas Negeri Malang, Malang
* Universitas Islam Negeri Syeh Maulana Malik Ibrahim, Malang
* Universitas Jember, Jember
* Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Madura
* Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
* Politeknik Negeri Jember, Jember
* Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya
* Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya
* Politeknik Negeri Malang, Malang
Nusa Tenggara
Bali
* Universitas Udayana, Denpasar
* Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
* Politeknik Negeri Bali, Kuta-Badung
* Institut Seni Indonesia Denpasar, Denpasar
Nusa Tenggara Barat
* Universitas Mataram, Mataram
Nusa Tenggara Timur
* Universitas Nusa Cendana, Kupang
* Politeknik Negeri Kupang, Kupang
* Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Kupang
Kalimantan
Kalimantan Barat
* Universitas Tanjungpura, Pontianak
* Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak
Kalimantan Tengah
* Universitas Palangka Raya, Palangka Raya
Kalimantan Selatan
* Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
* Politeknik Negeri Banjarmasin, Banjarmasin
Kalimantan Timur
* Universitas Mulawarman, Samarinda
* Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda
* Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda
Sulawesi
Sulawesi Utara
* Universitas Sam Ratulangi, Manado
* Universitas Negeri Manado, Manado
* Politeknik Negeri Manado, Manado
Gorontalo
* Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo
Sulawesi Tengah
* Universitas Tadulako, Palu
* STIA PANCA MARGA, Palu
Sulawesi Selatan
* Universitas Hasanuddin, Makassar
* Universitas Negeri Makassar
* Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Pangkajene Kepulauan
Sulawesi Tenggara
* Universitas Haluoleo, Kendar
Maluku dan Papua
Maluku
* Universitas Pattimura, Ambon
* Politeknik Negeri Ambon, Ambon
* Politeknik Perikanan Negeri Tual, Tual
Maluku Utara
* Universitas Khairun, Ternate
Papua
* Universitas Cendrawasih, Jayapura
Papua Barat
* Universitas Negeri Papua, Manokwari
Sumber : http://id.wikipedia.org
Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perguruan tinggi dapat berbentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik, atau Akademi.
Sumatera
Aceh
* Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
* Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe
* Politeknik Negeri Lhokseumawe, Lhokseumawe
* IAIN AR-RANIRY, Banda Aceh
* STAIN Malikussaleh, Lhokseumawe
* STAIN Zawiyah Cot Kala, Langsa
Sumatera Utara
* Universitas Sumatera Utara, Medan
* Universitas Negeri Medan, Medan
* Politeknik Negeri Medan, Medan
Sumatera Barat
* Universitas Andalas, Padang
* Universitas Negeri Padang, Padang
* Politeknik Negeri Padang, Padang
Riau
* Universitas Riau (UR), Pekanbaru
* UIN Suska Riau
Kepulauan Riau
* Universitas Maritim Raja Ali Haji
* Universitas Internasional Batam
Jambi
* Universitas Jambi, Jambi
* IAIN STS, Jambi
Bengkulu
* Universitas Bengkulu, Bengkulu
Sumatera Selatan
* Universitas Sriwijaya, Palembang
* Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang
Lampung
* Universitas Lampung, Bandar Lampung
* Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Bandar Lampung
* Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung
* Poltekkes Depkes Tanjungkarang, Bandar Lampung
Bangka Belitung
* Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung
* Politeknik Manufaktur, Bangka Belitung
* STAIN Syekh Abdurrahman Sidik, Bangka Belitung
Jawa
Banten
* Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
* Perguruan Tinggi Buddhi, Karawaci
DKI Jakarta
* Universitas Indonesia
* Universitas Negeri Jakarta
* Universitas Terbuka
* Politeknik Negeri Jakarta
* Politeknik Tugu Jakarta
* Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
* Universitas Terbuka
Jawa Barat
* Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
* Universitas Padjadjaran, Bandung
* Institut Pertanian Bogor, Bogor
* Institut Teknologi Bandung, Bandung
* Politeknik Negeri Bandung, Bandung
* Institut Teknologi Telkom Bandung, Bandung
* Politeknik Telkom Bandung, Bandung
* Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, Bandung
* Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih, Bandung
* Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Cirebon. Cirebon
* Universitas Muhammadiyah Cirebon, Cirebon
* Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon
* Universitas Siliwangi, Tasikmalaya
* STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) CIC, Cirebon
Jawa Tengah
* Universitas Diponegoro, Semarang
* Universitas Negeri Semarang, Semarang
* Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
* Universitas Sebelas Maret, Surakarta
* Politeknik Negeri Semarang, Semarang
* Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta, Surakarta
Universitas Sultan Agung-Semarang
Daerah Istimewa Yogyakarta
* Universitas Gadjah Mada
* Universitas Negeri Yogyakarta
* Institut Seni Indonesia Yogyakarta
* Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Jawa Timur
* Universitas Airlangga, Surabaya
* Universitas Negeri Surabaya, Surabaya
* Universitas Brawijaya, Malang
* Universitas Negeri Malang, Malang
* Universitas Islam Negeri Syeh Maulana Malik Ibrahim, Malang
* Universitas Jember, Jember
* Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Madura
* Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
* Politeknik Negeri Jember, Jember
* Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya
* Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya
* Politeknik Negeri Malang, Malang
Nusa Tenggara
Bali
* Universitas Udayana, Denpasar
* Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
* Politeknik Negeri Bali, Kuta-Badung
* Institut Seni Indonesia Denpasar, Denpasar
Nusa Tenggara Barat
* Universitas Mataram, Mataram
Nusa Tenggara Timur
* Universitas Nusa Cendana, Kupang
* Politeknik Negeri Kupang, Kupang
* Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Kupang
Kalimantan
Kalimantan Barat
* Universitas Tanjungpura, Pontianak
* Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak
Kalimantan Tengah
* Universitas Palangka Raya, Palangka Raya
Kalimantan Selatan
* Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
* Politeknik Negeri Banjarmasin, Banjarmasin
Kalimantan Timur
* Universitas Mulawarman, Samarinda
* Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda
* Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda
Sulawesi
Sulawesi Utara
* Universitas Sam Ratulangi, Manado
* Universitas Negeri Manado, Manado
* Politeknik Negeri Manado, Manado
Gorontalo
* Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo
Sulawesi Tengah
* Universitas Tadulako, Palu
* STIA PANCA MARGA, Palu
Sulawesi Selatan
* Universitas Hasanuddin, Makassar
* Universitas Negeri Makassar
* Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Pangkajene Kepulauan
Sulawesi Tenggara
* Universitas Haluoleo, Kendar
Maluku dan Papua
Maluku
* Universitas Pattimura, Ambon
* Politeknik Negeri Ambon, Ambon
* Politeknik Perikanan Negeri Tual, Tual
Maluku Utara
* Universitas Khairun, Ternate
Papua
* Universitas Cendrawasih, Jayapura
Papua Barat
* Universitas Negeri Papua, Manokwari
Sumber : http://id.wikipedia.org
Pragmatis
Apa artinya? Menurut pemahaman saya (belum sempat membuka kamus), seorang yang pragmatis adalah orang yang melakukan sesuatu demi mencapai tujuan-tujuan praktis (biasanya jangka pendek). Kata pragmatis biasanya sering dilawankan dengan kata idealis. Istilah ini sering digelarkan kepada orang-orang yang ‘kekuasaan oriented’. Karena itu kata ini punya konotasi negatif.
Saya, bukan orang yang anti-pragmatisme, dalam konteks tertentu. Justru tidak jarang pragmatisme ini membangkitkan semangat. Mengapa? Karena dengan ini, tujuan idealis yang biasanya abstrak itu berubah menjadi jelas, konkret, nyata, sehingga terukur. Ingat, motivasi itu lahir berkat jelasnya tujuan dan jelasnya jalan yang akan ditempuh.
Salah satunya, pragmatisme ini saya anut dalam kegiatan perkuliahan. Ceritanya begini. Idealnya, kuliah merupakan sarana kita mendapatkan ilmu, bukan nilai. Tetapi pada prakteknya, nilai menjadi lebih penting. Nilai lah parameter kesuksesan belajar seseorang. Nilai lah yang membuat orang diterima kerja. Nilai lah yang membuat ‘harga diri’ mahasiswa meninggi. Soal-soal ujian pun disusun tanpa berfungsi untuk mengeksplorasi kemampuan mahasiswa dalam menyerap ilmu, tetapi hanya untuk uji intelektualitas belaka (kata dosen favorit saya yang ngasih saya “A”). Bahkan tidak semua ilmu (baca: mata kuliah) kita butuhkan. Jadi, kuliah memang hanya untuk mencari nilai (dan gelar, tentu saja). Adapun ilmu bisa kita cari dengan cara lain.
Hanya saja, jangan sampai tujuan mencari ilmu (sebagai idealisme) kita abaikan. Pragmatisme yang kita anut jangan sampai melenceng dari rel-rel idealisme. Pragmatisme yang idealis, katakanlah seperti itu. Mengejar nilai memang harus, tetapi dalam mencari ilmu, kita harus lebih semangat. Mengerjakan TA harus semangat!!! Karena ilmu itu lah yang lebih banyak terpakai dalam mewujudkan cita-cita kita. Dan nilai (serta gelar) bukanlah sesuatu yang urgent dalam proses pewujudan cita-cita hidup saya, melainkan untuk kebanggaan dan kepuasan belaka.
Dalam sebuah organisasi, visi dan misi adalah idealismenya. Sedangkan strategi dan program kerja adalah pragmatismenya. Capaian-capaian dan parameter keberhasilan sebuah program kerja harus terukur (measurable). Contoh parameter keberhasilan antara lain: berapa uang yang masuk kas karena program yang kita adakan, berapa anggota baru yang terekrut berkat program kita, berapa orang yang hadir pada program kita, berapa orang yang menyatakan dukungan pada program kita, dan seterusnya. Dan semestinya, strategi dan program kerja selaras dengan visi dan misi organisasi. Artinya pragmatisme itu masih dalam bingkai idealisme.
Dalam konteks demokrasi Indonesia, idealisme merupakan makanan yang lezat, memang. Tapi hanya bagi minoritas orang (yang cerdas saja). Mayoritas menganggapnya susah dicerna, sehingga tidak peduli. Oleh karena itu, menampilkan idealisme hanya akan menarik perhatian minoritas orang saja. Padahal dalam demokrasi, jumlah itu sangat penting.
Orang yang pragmatis? Organisasi yang pragmatis? Politisi yang pragmatis? Parpol yang pragmatis? Bagi saya tidak masalah. Sepanjang mereka punya sarana untuk menggigit idealismenya kuat-kuat. Nah, sarana itulah yang membedakan antara something yang pragmatis tulen dan yang pragmatis-idealis.
Wallahu a’lam bish shawab
Sumber :http://patriotproklamasi.blogspot.com
Saya, bukan orang yang anti-pragmatisme, dalam konteks tertentu. Justru tidak jarang pragmatisme ini membangkitkan semangat. Mengapa? Karena dengan ini, tujuan idealis yang biasanya abstrak itu berubah menjadi jelas, konkret, nyata, sehingga terukur. Ingat, motivasi itu lahir berkat jelasnya tujuan dan jelasnya jalan yang akan ditempuh.
Salah satunya, pragmatisme ini saya anut dalam kegiatan perkuliahan. Ceritanya begini. Idealnya, kuliah merupakan sarana kita mendapatkan ilmu, bukan nilai. Tetapi pada prakteknya, nilai menjadi lebih penting. Nilai lah parameter kesuksesan belajar seseorang. Nilai lah yang membuat orang diterima kerja. Nilai lah yang membuat ‘harga diri’ mahasiswa meninggi. Soal-soal ujian pun disusun tanpa berfungsi untuk mengeksplorasi kemampuan mahasiswa dalam menyerap ilmu, tetapi hanya untuk uji intelektualitas belaka (kata dosen favorit saya yang ngasih saya “A”). Bahkan tidak semua ilmu (baca: mata kuliah) kita butuhkan. Jadi, kuliah memang hanya untuk mencari nilai (dan gelar, tentu saja). Adapun ilmu bisa kita cari dengan cara lain.
Hanya saja, jangan sampai tujuan mencari ilmu (sebagai idealisme) kita abaikan. Pragmatisme yang kita anut jangan sampai melenceng dari rel-rel idealisme. Pragmatisme yang idealis, katakanlah seperti itu. Mengejar nilai memang harus, tetapi dalam mencari ilmu, kita harus lebih semangat. Mengerjakan TA harus semangat!!! Karena ilmu itu lah yang lebih banyak terpakai dalam mewujudkan cita-cita kita. Dan nilai (serta gelar) bukanlah sesuatu yang urgent dalam proses pewujudan cita-cita hidup saya, melainkan untuk kebanggaan dan kepuasan belaka.
Dalam sebuah organisasi, visi dan misi adalah idealismenya. Sedangkan strategi dan program kerja adalah pragmatismenya. Capaian-capaian dan parameter keberhasilan sebuah program kerja harus terukur (measurable). Contoh parameter keberhasilan antara lain: berapa uang yang masuk kas karena program yang kita adakan, berapa anggota baru yang terekrut berkat program kita, berapa orang yang hadir pada program kita, berapa orang yang menyatakan dukungan pada program kita, dan seterusnya. Dan semestinya, strategi dan program kerja selaras dengan visi dan misi organisasi. Artinya pragmatisme itu masih dalam bingkai idealisme.
Dalam konteks demokrasi Indonesia, idealisme merupakan makanan yang lezat, memang. Tapi hanya bagi minoritas orang (yang cerdas saja). Mayoritas menganggapnya susah dicerna, sehingga tidak peduli. Oleh karena itu, menampilkan idealisme hanya akan menarik perhatian minoritas orang saja. Padahal dalam demokrasi, jumlah itu sangat penting.
Orang yang pragmatis? Organisasi yang pragmatis? Politisi yang pragmatis? Parpol yang pragmatis? Bagi saya tidak masalah. Sepanjang mereka punya sarana untuk menggigit idealismenya kuat-kuat. Nah, sarana itulah yang membedakan antara something yang pragmatis tulen dan yang pragmatis-idealis.
Wallahu a’lam bish shawab
Sumber :http://patriotproklamasi.blogspot.com
Jakarta dan Bali di Daftar Terbaik Asia 2010 Majalah Time
Majalah Time menempatkan sebuah spa di Bali dan pengamen Ibu Kota dalam daftar pengalaman terbaik Asia 2010. Spa St Regis Remède di Bali memiliki ritual Bloody Mary. Bekas manajer spa St. Regis di Bali, Shanti Krishna, melakukan penelitian dan memutuskan bahwa mengoleskan bahan-bahan cocktail Bloody Mary ampuh mengobati hangover.
Perawatan itu diawali dengan sesi lulur menggunakan campuran tomat, nanas, dan wasabi, diikuti body wrap berbahan tomat, tanah liat Prancis, dan vodka. “Vodka punya efek menghangatkan,” kata Krishna, “itu bisa memperbaiki sirkulasi darah.”
Lalu, perawatan berlanjut dengan pijatan menggunakan biji anggur dan minyak almond yang sudah dicampur dengan parsley dan, lagi-lagi tomat. Perawatan masih belum selesai. Selanjutnya ada rendaman larutan garam mineral dan vermouth, dan ditutup dengan tiram yang direndam dalam air tomat dan ketumbar.
Time juga menyebut ribuan pengamen Jakarta sebagai orang-orang yang bekerja paling keras di dunia hiburan Indonesia. Ada ansambel gitar, biola, ukulele, dan tamborin, dan anak-anak yang menggunakan ember plastik atau batang kayu yang ditempeli tutup botol minuman. Para pengamen ini menyanyikan lagu-lagu John Denver atau lagu-lagu hit top 40 Indonesia.
Para pemusik ini hanya mendapatkan pemasukan yang tidak seberapa. Kualitas mereka juga beragam. Kebanyakan dari mereka datang dari perdesaan, dan hanya memiliki sedikit atau bahkan tanpa pendidikan musik sama sekali. Tak sedikit dari mereka yang bermimpi sukses besar. Time mencontohkan Januarisman yang, pada 2008, memenangkan musim kelima Indonesian Idol. Menurut Time, mendengarkan pengamen tradisional dengan kecapi, sambil makan nasi goreng, dan jus alpukat, seperti mendengarkan, mengecapi, dan meminum jiwa sebuah bangsa.(Time)
Sumber : yahoo
Perawatan itu diawali dengan sesi lulur menggunakan campuran tomat, nanas, dan wasabi, diikuti body wrap berbahan tomat, tanah liat Prancis, dan vodka. “Vodka punya efek menghangatkan,” kata Krishna, “itu bisa memperbaiki sirkulasi darah.”
Lalu, perawatan berlanjut dengan pijatan menggunakan biji anggur dan minyak almond yang sudah dicampur dengan parsley dan, lagi-lagi tomat. Perawatan masih belum selesai. Selanjutnya ada rendaman larutan garam mineral dan vermouth, dan ditutup dengan tiram yang direndam dalam air tomat dan ketumbar.
Time juga menyebut ribuan pengamen Jakarta sebagai orang-orang yang bekerja paling keras di dunia hiburan Indonesia. Ada ansambel gitar, biola, ukulele, dan tamborin, dan anak-anak yang menggunakan ember plastik atau batang kayu yang ditempeli tutup botol minuman. Para pengamen ini menyanyikan lagu-lagu John Denver atau lagu-lagu hit top 40 Indonesia.
Para pemusik ini hanya mendapatkan pemasukan yang tidak seberapa. Kualitas mereka juga beragam. Kebanyakan dari mereka datang dari perdesaan, dan hanya memiliki sedikit atau bahkan tanpa pendidikan musik sama sekali. Tak sedikit dari mereka yang bermimpi sukses besar. Time mencontohkan Januarisman yang, pada 2008, memenangkan musim kelima Indonesian Idol. Menurut Time, mendengarkan pengamen tradisional dengan kecapi, sambil makan nasi goreng, dan jus alpukat, seperti mendengarkan, mengecapi, dan meminum jiwa sebuah bangsa.(Time)
Sumber : yahoo
Langganan:
Postingan (Atom)