Minggu, 28 Maret 2010

Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia versi Webometrics Juli 2009

Pada tanggal 31 Juli 2009, Webometric kembali mengeluarkan release terkait dengan Ranking Web Of World Universities. Umumnya setiap tahun Webometric akan mengeluarkan dua kali release, yaitu setiap bulan Januari dan Juli.

Ranking utama dunia masih didominasi oleh PT di wilayah USA. Daftar 10 peringkat utama versi Webometric mengarah pada universitas-universitas yang secara kualitas memang telah berkelas dunia. Dalam dunia TI, daftar 10 peringkat utama memang sudah tidak asing lagi sebagai institusi yang memiliki tradisi TI yang kuat.

Sementara itu untuk level Indonesia pada release edisi Juli 2008, jumlah institusi di Indonesia yang masuk dalam Top 5000 hanya 24 institusi saja. Dalam edisi Januari 2009 jumlah yang masuk Top 5000 ada peningkatan menjadi 33 institusi. Sedangkan untuk edisi Juli 2009 ini jumlah yang masuk Top 5000 mengalami penurunan menjadi 31 institusi.

Selengkapnya Top 20 Perguruan Tinggi adalah Sebagai berikut :

CNN Heroes Winners 2009 : Budi Suhardi



KUPANG, Indonesia (CNN) - Pada Panti Asuhan Roslin, anak-anak terkikik melalui konsentrasi yang mendalam ketika mereka mencoba untuk menguasai "Chicken Dance." Ini jauh berbeda dari anak yatim Indonesia 'awal bulan dan tahun.
Budi Soehardi pose dengan penduduk muda Panti Asuhan Roslin.

Budi Soehardi pose dengan penduduk muda Panti Asuhan Roslin.

"Mereka tampak ceria, dan fotogenik, tetapi dekat dengan semua memiliki cerita yang sangat sedih," kata Budi Soehardi, pendiri panti asuhan Timor Barat.

"Beberapa bayi datang karena ibu meninggal tepat setelah melahirkan karena kekurangan gizi. Lain-lain berasal dari kemiskinan. Beberapa berasal dari keluarga [yang] hanya tidak ingin anak-anak dan meninggalkan mereka," katanya. Suara sekarang untuk CNN Hero of the Year

Soehardi, yang 53 tahun pilot Indonesia yang tinggal di Singapura, dan istrinya, Peggy, menjaga 47 anak-anak di panti asuhan. Mereka memiliki hubungan pribadi dengan masing-masing, dan menganggap mereka bagian dari keluarga mereka. Pasangan bernama banyak dari anak-anak karena mereka masuk ke panti asuhan sebagai bayi - beberapa dari mereka kecil korban dan pengungsi dari konflik di Timor Timur.

Soehardi memiliki tiga anak sendiri tetapi mengatakan tidak ada perbedaan antara apa yang ia biologis persediaan untuk anak-anak dan mereka yang tinggal di panti asuhan. Mereka semua mendapatkan ruang hidup bersih, vaksinasi, makanan, pakaian dan vitamin dari Amerika Serikat.

"Pak Budi adalah seperti ayah saya sendiri," kata Gerson Mangi, 20, seorang penduduk di Panti Asuhan Roslin. Mangi, yang datang ke panti asuhan ketika dia berumur 12 tahun, tidak punya sarana untuk menghadiri sekolah setelah orangtuanya meninggal. Sekarang, berkat pendidikan dan pelatihan di Roslin sponsor swasta, ia di sekolah kedokteran.

Soehardi, yang ayahnya meninggal ketika ia berumur 9 tahun, dapat berhubungan dengan orang-orang muda ini kesulitan.

"Makanan sulit didapat dan biaya sekolah saya itu sangat sulit," kata Soehardi. "Para pengungsi hanya benar-benar menyerang saya begitu parah dan [aku mau] mereka menjadi lebih baik."

Muda korban dari sebuah perjuangan kemerdekaan

Sebuah laporan berita pada 1999 situasi di Timor Timur mengilhami Soehardis untuk mengambil tindakan.
Don't Miss
Soehardi sedang makan malam dan menonton CNN dengan istri dan keluarga di rumah di Singapura, ketika ia melihat nasib para pengungsi Timor Timur melarikan diri untuk Timor Barat, Indonesia. Keluarga yang tinggal di kardus, anak-anak mengenakan kain untuk pakaian, dan sanitasi itu tidak ada.

"Itu memang menghancurkan," kata Soehardi.

Kondisi masyarakat miskin akibat konflik di Timor Timur yang muncul setelah warga memberikan suara untuk kemerdekaan dari Indonesia. Setelah pemilihan, milisi - dengan dukungan dari pasukan keamanan Indonesia - meluncurkan kampanye kekerasan di seluruh wilayah. Ratusan orang Timor Timur tewas, dan sebanyak 250.000 orang mengungsi dari rumah mereka, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.

Para Soehardis telah berencana mengambil liburan, tapi menonton berita membuat mereka memikirkan kembali rencana mereka.

"[Saya dan istri saya] saling memandang dan kami memiliki pikiran kita sendiri. ..." Hei, mari kita lakukan sesuatu yang lain. Mengapa kita tidak mengunjungi tempat ... untuk membuat yang berbeda hari libur, ' "kata Soehardi.

Dia mulai koordinasi sumbangan keuangan, makanan, pakaian dan persediaan. Dengan bantuan dari teman-teman dan tanah relawan, navigasikan Soehardis dilanda konflik daerah dan dikirimkan lebih dari 40 ton makanan, obat-obatan dan peralatan mandi ke kamp-kamp pengungsi Timor Timur.

Segera ditentukan Soehardis Timor Barat bisa menggunakan ruang bagi anak yatim piatu.

"Istri saya awalnya meminta saya untuk membangun tiga kamar. Lalu dua jam kemudian ia [diminta untuk] lima kamar, dan kemudian sembilan kamar dan akhirnya, gedung panti asuhan."

Mereka menyelesaikan pembangunan panti asuhan mereka dalam 11 bulan dan menamakannya Panti Asuhan Roslin, setelah Timor sepasang wanita yang mendongak Peggy sebagai seorang gadis.

Pada bulan April 2002, panti asuhan membuka dan menyediakan rumah bagi empat orang anak. Sejak saat itu tempat tinggal telah diperluas untuk menyediakan pendidikan gratis, pakaian, perumahan dan makanan untuk 47 anak-anak dari segala usia, bayi yang baru lahir ke universitas-usia. Sekitar setengah dari penduduk di bawah usia 8 tahun. Video Watch Soehardi mengajar anak-anak alfabet »

Terduga panen

Panti asuhan ini dibangun di atas tanah yang disumbangkan bahwa menanggung Soehardis semula tanah tandus. Tapi hari ini, kualitas beras yang mereka makan anak-anak semata-mata berasal dari tanah mereka sendiri.

"Kami berani mengambil tantangan," kata Soehardi dari terjun ke irigasi. Dia dan Peggy, yang tidak terlatih dalam bidang pertanian, menggunakan dua pompa dan generator untuk mendapatkan air untuk irigasi.

Lalu mereka mulai menanam padi. "Seratus hari kemudian, kami sedang mengalami panen pertama kami dan menyatakan diri kita swasembada beras bagi anak-anak panti asuhan," katanya. Video Watch Soehardi menjelaskan bagaimana dia membuat tanah lebih subur »

Ini adalah pemotongan biaya beruntung taktik, terutama dengan piloting Soehardi kehilangan pekerjaan pada bulan November karena ekonomi berjuang.

Soehardi, yang gaji pilot pergi ke panti asuhan dan mempertahankan mahasiswa kedokteran Mangi pendanaan pendidikan, berharap bahwa akhir kontraknya tidak akan mempengaruhi anak-anak kesejahteraan.
iklan

"Untuk membantu anak-anak ini adalah suatu kehormatan bagi saya dan istri saya karena itu memberi kembali kepada masyarakat ... memberikan kembali apa yang telah diberkati kepada kita."

Ingin terlibat? Check out Panti Asuhan Roslin(www.roslinorphanage.org) dan melihat bagaimana untuk membantu.

Sumber : CNN Heroes Winners 2009

Minggu, 19 April 2009 Iwan Sunito, Menaklukkan Bisnis Properti Negeri Kanguru


Arek Suroboyo ini sudah menetap selama 20 tahun di Australia. Bersama dua mitranya, ia merentas sukses di bisnis properti. Bagaimana Iwan Sunito mencapainya?
Australia, tak hanya dikenal sebagai negara yang memiliki panorama indah. Peluang bisnis pun, ternyata terbuka lebar bagi siapa saja yang mau mencoba. Salah satunya yang berhasil mengembangkan bisnis di negeri ini adalah Iwan Sunito, pria asal Surabaya. Ceritanya, 20 tahun lalu, lelaki kelahiran Juli 1966 ini datang ke sana untuk menimba ilmu di Jurusan Arsitektur Universitas New South Wales, Australia. Kemudian, ia melanjutkan S-2-nya di kampus yang sama dengan mengambil spesialisasi Manajemen Konstruksi.

Setelah lulus pada 1992, ia pun mencoba peruntungan di Cox Richardson Architects, perusahaan yang menggarap proyek Olyimpic 2000 di Australia. Selama dua tahun di perusahaan ini, ia menyadari, jika terus bekerja di perusahaan orang, akan sulit mencapai target hidup seperti yang diharapkan.

Maka, pada 1994, keputusan penting dibuat; merintis usaha sendiri sesuai dengan keahlian. Segmen yang dibidik adalah rumah-rumah mewah. "Jiwa saya bukan mengerjakan rumah-rumah murah," kata peraih penghargaan The Best Residential Designer ketika menyelesaikan S-1-nya ini. Bukannya berkmasud jumawa, hanya saja, dijelaskan Iwan, proyek rumah murah di Australia sudah terlampau banyak dan persaingannya juga ketat.

Rumah pertama yang dirancang Iwan adalah rumah mewah di daerah Rose Bay. Nilai total proyek ini Aus$ 500 ribu. "Lumayanlah, baru pertama kali langsung dapat proyek besar," katanya sembari tersenyum. Setelah itu, bisnisnya berkembang baik. Proyek perkantoran dan unit perumahan mulai digarap. Sebenarnya, "Bisnis ini bisa berkembang lebih besar dengan jumlah arsitek sekitar 100-200 orang," ujarnya optimistis. Namun, ia merasa, bisnis arsitek cuma bagus untuk sekadar memiliki cash flow.

Iwan pun memutar otak, mencari peluang yang memungkinkannya melakukan gebrakan. Setelah melihat-lihat, bisnis property development pun dilirik. Di bisnis ini, ia mempunyai bekal karena tesis yang dikerjakannya juga tentang hal yang sama. "Jadi, arahnya saya belokkan ke property development," katanya.

Kendati memiliki pengetahuan dan pengalaman membangun rumah, bukan berarti sukses langsung digenggam. Awalnya, proyek perumahan kecil berisi 5-6 unit rumah yang diincar. Akan tetapi, ketika sudah menemukan lokasi yang cocok, Iwan tak jadi membelinya. Alasannya, "Harganya terlalu mahal. Saya tidak berani membeli."

Tahun 1996, ia menemukan tanah yang cocok untuk membangun 55 unit rumah di daerah Bondi Junction dengan harga Aus$ 28 juta. "Ini nilai proyek pertama saya," ujar Iwan. Karena nilai investasinya besar, ia pun mengajak dua teman baiknya mengerjakan proyek ini bersama-sama. "Sejak itu, kami merasa cocok. Kemudian, saya memutuskan merger dengan mereka yang memang sejak awal sudah bergerak di bidang property investment & development," lanjutnya. Karena itu, pada tahun yang sama dibentuklah Crown International Group, yang merupakan hasil merger beberapa perusahaan.

Iwan berkisah, bukan perjuangan mudah menjadi pengusaha di negeri orang. Ia merasa harus banyak belajar. Untungnya, sistem pemerintahan Australia memudahkannya membangun bisnis. "Di Australia, proses izin sangat transparan. Kalau toh tidak diizinkan, di sana ada pengadilan sistem yang bisa memutuskan. Jadi, tidak ada sistem yang dimanipulasi," paparnya.

Ini berbeda dengan di Indonesia, yang ia dengar sering dijumpai hal-hal ganjil. Sekadar mengambil contoh, soal sertifikat ganda, di Indonesia sudah umum terjadi. Sementara di Australia, itu merupakan tindak kejahatan yang bisa diajukan secara hukum.

Diakui Iwan, potensi pasar di Indonesia untuk bisnis properti masih sangat besar. Namun, sejauh ini, soal transparansi masih sering dipertanyakan. "Ketika teman-teman di Australia mengundang Robby Djohan atau Emil Salim untuk diskusi, selalu saja pertanyaannya menyangkut legal transparancy. Mereka butuh jaminan. Ada beberapa hal di Indonesia yang membuat kami tidak nyaman berbisnis, " Iwan mengungkapkan.

Dalam pandangan Iwan, orang yang sudah terbiasa dalam iklim bisnis seperti di Australia, akan mendapat hambatan besar jika masuk ke pasar di Indonesia. "Tidak sebanding antara keuntungan dan risikonya," ujarnya berseloroh. Sejauh ini, ia belum terpanggil untuk berbisnis di negeri sendiri. "Saya harus berpikir banyak. Paling tidak, saya harus mengerti sistem di Indonesia," tuturnya serius. Terlebih, banyak hal yang membuatnya bingung. Umpamanya, dalam hal jual-beli tanah. Di Australia, disebutkan Iwan, proses pembelian tanah hanya membutuhkan waktu tiga hari. Sementara di Indonesia, ia menduga, mungkin bisa memakan waktu sampai berbulan-bulan.

Kendati demikian, bukan lantaran itu ia takut memulai bisnis di Indonesia. Alasan yang sebenarnya, "Saya sudah lama di Australia dan tahu benar peta geografi negeri ini, serta peluang yang ada di sana."

Sekarang, Iwan masih fokus menggarap proyek di Sydney yang populasinya hanya sekitar 20 juta orang. "Buying power penduduk Sydney besar. Tinggal bagaimana kita menggarapnya," Iwan menandaskan. Selama tinggal di Australia, ia mengamati, investasi properti di Sydney jauh lebih bagus daripada dalam mata uang asing. Sekadar contoh, pada 1985 harga rumah di Sydney sekitar Rp 96 juta. Sekarang, bisa mencapai Rp 4,8 miliar. Bayangkan, berapa keuntungannya?

Ke depan, Sydney diyakini Iwan masih sangat prospektif. Di daerah ini, banyak orang yang sukses dalam hidupnya dan mempunyai daya beli yang tinggi. Bahasa apa pun ada di wilayah ini. Bahkan, "Sekarang mulai bertebaran perusahaan multinasional yang mendirikan headquarter di daerah ini," katanya. Agaknya, Sydney menjadi pilihan karena tempatnya indah dan top executive-nya lebih senang tinggal di daerah ini. "Banyak orang yang rebutan ingin masuk ke sini," ungkapnya.

Selain Sydney, daerah lain yang pertumbuhan bisnis propertinya bagus, menurut Iwan, adalah Melbourne dan Queensland. "Kalau di Sydney dan Melbourne sudah sejak dulu. Kini Queensland juga banyak diincar karena lokasinya dekat pantai. Harga rumah di Queensland juga masih murah," papar Iwan seraya menjabarkan, beberapa tahun lalu, 70% penduduk Australia lebih senang tinggal di daerah rural. Namun saat ini, mulai terjadi pergeseran. "Kalangan muda menilai, untuk memulai hidup di Sydney terlalu mahal," ujar Iwan.

Kendati begitu, Sydney tetap dipilih untuk proyek propertinya. Diakui Iwan, di kota itu, sebetulnya agak susah mencari tanah. Namun, tak ada kata gentar yang hinggap. "Kalau mendapat tanah yang harganya cocok, akan baik untuk bisnis," katanya. Lagi pula, "Saya sudah lama tinggal di sini sehingga tahu pasarnya," ia menukas. Sejauh ini, ia mengaku belum ada rencana mengembangkan bisnisnya di dua daerah potensial yang lain.

Iwan mengungkapkan, ada dua hal yang membuatnya bisa bertahan di negeri orang dan meraih sukses. Pertama, mengerti sistem yang berlaku dan berhubungan baik dengan orang-orang yang berada di dalam sistem itu. Kedua, harus tahu positioning produk sendiri dan menciptakan keunikan. Misalnya, ia mengamati, di Sydney banyak orang tua yang sudah mencapai usia pensiun ingin pindah dari rumah mereka yang besar (senilai Aus$ 1-2 juta) ke yang ukurannya lebih kecil. Di pasar, rumah yang ditawarkan ukurannya terlalu kecil. Untuk menjawab kebutuhan itu, ia pun mengembangkan rumah mewah di lokasi yang transportasinya bagus dan ada fasilitas convenience store-nya. Ukurannya, diklopkan dengan permintaan pasar.

Hal yang sama juga terjadi ketika mengerjakan proyek di Bondi. Di tempat ini, yang digarap adalah perumahan eksklusif. "Kami tahu daerah ini dikelilingi orang yang tinggal di rumah senilai Aus$ 4 juta," kata Iwan. Maka, dibangunlah proyek yang unik dan berbeda. Biasanya, orang membuat satu unit rumah dengan dua kamar tidur luasnya 80 m2. Namun, ia membuatnya menjadi 95 m2. Atau, yang biasanya tiga kamar tidur seluas 95 m2, diperluas menjadi 135 m2. "Tidak ada kompetitornya. Positioning kami adalah terhadap market tertentu, daerah tertentu dan menjangkau kebutuhan di daerah tersebut," tutur Iwan, yang dengan strategi itu pula merasa lebih mudah memasarkan produknya.

Di samping itu, budaya setempat juga diperhatikan Iwan. "Saya tahu kalau orang Asia senang tinggal di kota yang ramai, dan ada shopping center-nya. Sementara orang bule profesional, lebih suka di daerah yang trendi. Dan orang yang sudah tua, tidak akan pindah ke daerah lain yang belum pernah dia tinggali," Iwan menuturkan. Budaya-budaya ini yang dulunya tidak ia mengerti. Ia sempat heran melihat orang yang berani membayar mahal, padahal daerahnya bukan di daerah strategis. Ternyata, alasannya sederhana saja. "Mereka sudah lama tinggal di situ dan anak mereka juga tumbuh di lingkungan itu."

Dilihat dari skala bisnisnya, Crown termasuk perusahaan kelas menengah. "Nilai proyek kami sekitar Aus$ 80-200 juta per proyek," ungkap Iwan. Di kelas ini, pemainnya relatif banyak, yakni 20-30 pemain. Sementara di kelas atas, hanya ada 5-6 pemain dan biasanya perusahaan publik. "Sydney itu besar sekali. Kami tidak bisa meng-handle sendirian," paparnya. Jika tender proyek berlangsung, biasanya yang berkompetisi hanya 3-4 perusahaan. Ia sendiri sering memperoleh proyek tanpa melalui tender. "Kebanyakan private deal," ia menambahkan. Sebagai contoh, bila Iwan melirik sebidang tanah, ia akan menghitung dengan kacamata bisnis, lalu mengajukan penawaran langsung ke pemiliknya.

Di proyek yang diberi nama Genesis -- proyek apartemen dan ritel berkualitas tinggi di daerah Epping -- Iwan tidak sendirian, melainkan join ventura dengan pengembang properti lain, Lyon Group. Nilai proyeknya Aus$ 80 juta. Saat ini, proses konstruksi Genesis telah dimulai. Proyek ini akan selesai pada 2006, bersamaan dengan rencana Pemerintah New South Wales menyelesaikan railway line dari Chatswood ke Epping. Pada saat peresmian nanti, PM Australia, John Howard berkenan hadir untuk meresmikan proyek tersebut.

Di atas lahan seluas 4000 m2 itu, akan dibangun 98 apartemen beragam tipe -- tipe studio, apartemen dua kamar dan tiga kamar. Untuk tipe studio, harganya berkisar Aus$ 340-545 ribu untuk dua kamar tidur, dan Aus$ 650 ribu untuk tiga kamar tidur. Sementara itu, untuk jenis sub-penthouse harganya Aus$ 995 ribu dan luxury penthouse ditawarkan mulai dari Aus$ 1,135 juta.

Selama tinggal di Sydney, Iwan mengaku banyak belajar tentang pola pikir bangsa lain. Berdasarkan pengamatannya, yang membuat orang Indonesia tak berhasil membangun bisnis di Australia bukan karena tak mampu. Melainkan, kesalahan dalam membaca pola pikir masyarakat di sana. "Mereka berharap kesuksesannya di Jakarta bisa langsung dibawa ke Australia," ujarnya berargumen. Padahal, tidak semudah itu menerapkannya. "Untuk masuk ke sini, orang Indonesia harus bisa menghapuskan halangan-halangan terlebih dulu," katanya. Apa yang dimaksud dengan halangan-halangan?

"Bahasa dan budaya," jawab Iwan. "Halangan bahasa adalah penyebab utama masuk ke networking mainstream," katanya. Bila networking-nya terbatas, informasinya pun jadi terbatas. Di samping itu, halangan bahasa juga harus bisa dihilangkan. "Dan, jangan terburu-buru. Kita harus tahu benar budaya di sini," tambahnya.

Ia mengambil contoh temannya, seorang pengusaha asal Indonesia yang ingin mengembangkan perumahan di Melbourne. Total nilai proyeknya sekitar Aus$ 120 juta. Lokasinya dekat kasino, sedangkan di seberangnya tempat para pelajar. Ketika melihat rancangannya yang mahal, ia sudah menebak bahwa itu tidak akan berhasil. Kalau di Sydney, perumahan di dekat kasino akan laku keras. "Tapi tidak di Melbourne," ia menandaskan. "Ia tidak sadar bahwa orang lokal tidak mau dan tidak suka tinggal di tempat seperti itu," tambahnya.

Jelas, tak mudah mengembangkan bisnis di negeri orang. Selain harus memahami budaya setempat, bahasanya pun harus dikuasai dengan baik dan benar. Dan yang tak kalah penting, tentu saja, harus kenal banyak orang. Sebab, dengan jaringan yang ada di mana-mana itulah, Iwan Sunito bisa meraih impiannya di Australia. Itulah kiat si arek Suroboyo ini merentas suksesnya di Negeri Kanguru. Ada yang punya nyali menyusul jejaknya?

sumber : www.swa.co.id

Ayu Utami: “Kenapa Agama Tak Membuat Orang Lebih Baik?”


Perempuan ini melihat moralitas berlebihan, bahkan sampai ke soal bahasa. Karena itu, novelnya ingin mendobrak tiga hal: seks, kegilaan, dan agama.

Ayu Utami, novelis yang sudah menelurkan tiga novel tersebut menemukan benang merah itu pada tiga novelnya. “Ternyata, tulisanku selalu bicara tentang tiga hal itu. Seks, kegilaan, dan agama.” Ayu, Rabu (5/8) siang, ada SCTV. Dia datang atas undangan Klub Buku dan Film SCTV, yang ingin mendengar dari Ayu sendiri, soal pikiran, renungan, dan proses kreatif ketiga novelnya.

Saman, yang diluncurkan pada 1998 sempat membuat heboh dunia sastra Indonesia. Di novel itu, Ayu dianggap terlalu berani. Dia mendobrak norma dan bicara hal yang masih tabu bagi sebagian besar orang Indonesia. Di novel itu, Ayu Utami bicara amat terbuka soal seks. Tak hanya berhenti di situ. Ayu masih terus menggebrak kemapanan di novel berikutnya, Larung dan Bilangan Fu.

Di Bilangan Fu, ada persoalan yang dengan masif ingin didobrak perempuan kelahiran Kota Hujan ini. Di antaranya, Ayu menggugat monotheisme dan militerisme. Apakah ini gambaran seorang Ayu Utami? Atau, dia hanya seorang pencerita yang sedang berkisah tentang orang lain sebagai sebuah fakta kehidupan?

“Apakah kau seorang pencari, pemberontak kemapanan yang sedang membongkar patriarki lelaki?”

“Apakah itu bagian inheren pemberontakanmu, mewakili kaum feminis?” tanya Samsul Arifin, anggota Klub Buku dan Film SCTV, kepada Ayu yang hari itu datang dengan “uniform”-nya, kaos tank top, celana panjang, dan syal tipis menutup lehernya.

Ayu menjawab serius tapi santai. “Orang bilang saya pendobrak. Tapi, saya bukan anti kemapanan,” kata Ayu. Sesekali pula ia mengeluarkan kata-kata lucu dan menggelitik, terutama bagi kaum lelaki, membuat diskusi yang diikuti sekitar 20 orang itu penuh tawa dan menyenangkan. “Kalau ada yang tidak adil, maka perlu dibicarakan. Dan, pemberontakan bukan tujuan utama saya.“ katanya. Sosok berambut sebahu ini mengaku tak sedang melompat “pagar”, karena sebenarnya dia tidak melihat adanya “pagar” di depannya.

Dari kecil, Ayu yang dididik dengan latar agama dan budaya yang kental melihat ada banyak ketidakadilan. Misalnya, untuk urusan bahasa. Saman, novel pertamanya yang mendapat penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta pada 1998 sebagai novel Roman Terbaik dan penghargaan dari Prince Claus Award 2000 dianggap mendobrak tabu karena menggunakan kata-kata kotor. “Latar belakangnya adalah adanya ketidakdilan pada perempuan. Di level bahasa salah satunya. Sebagai bangsa kita ingin tampak bermoral tapi melampaui batas, dan justru malah tak adil,” katanya.

Ia mencontohkan moralitas berlebihan itu salah satunya ada di kamus bahasa Indonesia karangan Purwadarminto terbitan era ‘70-an. Di itu, orgasme diterjemahkan menjadi kemarahan. Orgi dipaparkan sebagai sebuah pesta keagamaan. “Ini sopan santun yang membuat kita tersesat,” katanya. Ketidakadilan lainnya adalah penggunaan kata pelacur—yang supaya terdengar sopan—diganti dengan kata WTS atau wanita tuna susila. Padahal, menurut Ayu, justru sangat kasar terhadap kaum perempuan.

Ketidakadilan dan moralitas berlebihan sangat mengganggu Ayu. Ketika bisa bikin novel, lulusan Sastra Rusia Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada 1994 ini ingin membebaskan bahasa Indonesia dari moralitas berlebihan itu. Sekalian, tentunya menggugat banyaknya ketidakadilan pada perempuan. Pada Bilangan Fu, pendobrakan itu makin luas. Ayu juga menggugat fundamentalisme yang selama sepuluh tahun belakangan ini makin berlebihan.

Miko Toro, anggota Klub Buku dan Film SCTV lainnya masih penasaran. Bagi dia, pasti ada sebab yang membuat Ayu selalu bercerita tentang orgasme atau dengan kata lain selalu memasukkan persoalan seks, yang selalu vulgar.

Inilah jawaban Ayu, yang sekaligus mengulas pilihan dirinya untuk tidak menikah, setidaknya sampai saat ini. Menurut dia, buat laki-laki seks terlihat gampang: “Tapi bagi perempuan, problemnya lebih nyata sehingga harus lebh berani bicara soal seksualitasnya.” Fungsi seks perempuan dan lelaki berbeda. Perempuan bisa hamil meski tidak menikmati seks. Perempuan bisa diperkosa dengan gampang, sehingga dia harus tahu organ tubuhnya. Ironisnya, nilai-nilai di masyarakat seringkali membuat perempuan tak tahu dan tidak menguasai tubuhnya. Ada problem biologi dan kultural yang bisa diatasi dengan membuat perempuan lebih berani bicara mengenai tubuhnya.

“Apakah karena itu Anda tidak tidak mempercayai lembaga perkawinan?” tanya Daeng, peserta diskusi. Hmm, boleh jadi, inilah pertanyaan yang seringkali didengar seorang Ayu Utami.

“Saya bukan tidak mempercayai lembaga perkawinan. Pernikahan itu lembaga yang baik dan dibutuhkan untuk melindungi yang lemah: wanita dan anak-anak. Apalagi di negara yang belum melindungi perempuan dan anak-anak. Itu yang belum ada di Indonesia,” ujar Ayu serius. Perempuan lemah terutama ketika hamil, melahirkan dan menyusui. Dia harus keluar dari publik untuk sementara waktu sehingga harus dilindungi negara, sehingga perempuan tak punya pilihan selain mencari perlindungan pada keluarga inti dan suami. “Itu batasan pernikahan buat saya,” kata dia. Sementara di Skandinavia, perlindungan itu sudah diberikan kepada perempuan sebagai individu, tanpa merujuk status menikah atau tidak.

Jawaban Ayu cukup menarik untuk jadi perenungan. Tapi, aku lebih tertarik bertanya mengenai kualitas tulisan Ayu di tiga novelnya. Aku merasa ada penurunan kualitas bahasa, gaya penulisan, dan keindahan pada dua novelnya, yaitu Larung dan Bilangan Fu, dibanding Saman.

“Menurutku Saman itu justru strukturnya jelek banget, novel yang tidak selesai,” jawab Ayu. Novel itu dibuat Ayu untuk mengikuti sebuah perlombaan. Panjang ceritanya disesuaikan dengan syarat lomba. Tapi menyoal kelebihannya, Ayu mengatakan ada pada per bagian yang berhasil.

Bila memperbandingkannya, Saman adalah sebuah novel yang manis. Bilangan Fu tidak demikian. Saman dimulai dengan jatuh cinta: Laila jatuh cinta pada suami orang. Bilangan Fu bercerita tentang seorang lelaki pendaki bukit yang garang, tidak puitis. Karakter pencerita yang berbeda membuat Bilangan Fu tidak bisa terlalu puitis, meski kata Ayu, tidak seratus persen kehilangan puitisnya. Ada bagian ketika lelaki pendaki yang keras itu bercerita dengan indah dan lembut. “Karakter penceritanya berbeda, risiko itu saya ambil sehingga tidak terlalu puitis.”

Rupanya Miko Toro masih penasaran. Dia bertanya apakah semua tulisan Ayu itu hasil perenungan? Kalau ya, renungan seperti apa? Apakah soal agama semata, fundamentalisme, atau seks yang berkaitan dengan keduanya?

“Saya dulu sangat religius. Keluarga saya konservatif tapi membebaskan anaknya menikah dengan beda agama, asal tidak dengan komunis.” Hahaha… lucu juga. Di usia 20-an awal, Ayu mulai tak percaya agama. Alasannya, lebih banyak mudaratnya, patriakal, dan terkesan saling memusuhi antaragama. Ketika mahasiswa, ia bahkan memutuskan untuk menjadi seorang Agnostic.

Di usia 20-an akhir, ia mulai melihat agama dengan kacamata baru: sebuah kenyataan peradaban. Bergulat dengan semua itu, agama, ketidakadilan, moralitas berlebihan, Ayu akhirnya “terjebak” untuk selalu menulis tiga tema: seks, kegilaan, dan agama. Ia tak bisa memungkiri kalau bahasa Alkitab sangat berpengaruh pada dirinya. “Meski benci agama pada satu periode, tapi agama sudah batubata dalam diriku.” Itulah fakta sejarah yang tidak bisa dihilangkan Ayu Utami dalam dirinya.

Di level peradaban, meski berdarah-darah, Ayu tetap tak bisa memungkiri kalau agama juga membangun peradaban. Baginya, agama adalah energi yang bisa membuat orang mengasihi atau membunuh orang lain. Pembelaan kaum beragama yang mengatakan kesalahan tidak pada agamanya, tapi pada orang yang menafsirkannya, dianggap Ayu sah-sah saja. Hanya saja dia tetap belum mendapat jawaban: Kenapa harus ada agama, kalau tidak bisa mentransfer orang menjadi lebih baik?

Adakah yang bisa menjawab dan memuaskan seorang Ayu Utami?

Kamis, 6 Agustus 2009

Disarikan dari Diskusi Klub Buku dan Film SCTV

Leanika Tanjung

PKS di Bawah Bayang-bayang Jilbab

Moh Samsul Arifin

Mencemaskan sekali cara berpolitik tokoh dan aktivis partai di negeri ini. Selain disetir pragmatisme, simbol-simbol agama masih saja dieksploitasi. Yang terakhir jilbab. Kain penutup kepala perempuan Muslim itu masuk panggung politik. Jilbab dikaitkan dengan politik karena dianggapkan bakal menggiring pendukung parpol atau massa Islam untuk mencontreng pasangan calon tertentu dalam pemilihan presiden/wakil presiden.

Kendatipun bukan melekat pada kontestan, jilbab dipandang akan menyetir ke mana arah suara pendukung Partai Keadilan Sejahtera [PKS] yang memang relatif “fanatis” terhadap simbol-simbol agama.

Dan inilah pernyataan yang mengejutkan itu. “Kalau mau jujur sebagian kader PKS hatinya masih mengarah pada JK-Wiranto karena alasan istri dari kedua pasangan ini sangat sederhana dan berjiblab,” ujar Zulkieflimansyah. Inilah yang masih kata Zulkieflimansyah—merujuk pada survei internal PKS—telah membuat tingkat keterpilihan SBY-Boediono dan JK-Wiranto hanya berselisih 10 persen. Dengan kata lain politisi yang pernah membidik kursi Gubernur Banten ini ingin mengatakan di mata pendukung PKS, tingkat keterpilihan SBY menurun dan JK merambat naik.

Lebih jauh kolega Zul, Mahfudz Siddiq berujar, “Memang (penampilan) istri JK dan Wiranto bagus (baca: menggunakan jilbab). PKS bisa saja menyarankan Ibu Ani dan istri Boediono memakai kerudung,” ujarnya seperti dikutip Indo.Pos (27 Mei 2009). Cara ini dinilai akan mengarahkan kader dan simpatisan PKS untuk mencontreng SBY-Boediono, 8 Juli mendatang.

Saya tak tahu apa kepentingan PKS mewacana jilbab jelang Pilpres ini. Publik menerka PKS sedang menghitung ulang dukungannya pada SBY-Boediono, melakukan bargaining terhadap incumbent atau sekadar meneruskan kegelisahan massa pendukungnya. Yang jelas ada yang kontradiktif di sini. Pertama, bagi perempuan Muslim jilbab adalah hal yang substantif. Bentuk ketaatan pada sang Khalik untuk menjaga kehormatan di muka umum. Dan kedua PKS adalah partai berideologi Islam yang seharusnya menjauhi politik citra yang superfisial. Sayangnya partai tarbiyah ini terperangkap pada simbol. Sangat beralasan jika pihak-pihak kritis terhadap PKS menyebut praktik politik ini sebagai upaya PKS memformalkan agama.

Dalam kerangka politik modern penggunaan simbol-simbol agama untuk menarik simpati calon pemilih sesungguhnya tidak mencerdaskan. Ini bisa menyeret publik pada stigmatisasi yang tak perlu terhadap pihak-pihak yang jadi korban atau dikorbankan. Seorang perempuan Muslim disebut baik atau saleh tak bisa disederhanakan dengan jilbab atau kerudung dalam tradisi Muslim moderat ala NU dan Muhammadiyah.

Perdebatan soal ini akan sampai pada wilayah teologis, karena umat Islam berbeda pandangan tentang jilbab ini. Sebagian kalangan menyebut jilbab adalah budaya atau merupakan tafsir atas teks Al Quran. Tapi sebagian lagi menerima jilbab sebagai perangkat yang sudah jadi. Artinya turun dari teks suci dan berlaku wajib bagi perempuan Muslim. Bagi perspektif ini tak memakai jilbab [ini pun masih debatable bentuk seperti apa yang diperintahkan teks itu?] berarti melanggar perintah agama.

Menurut Nasaruddin Umar [2002], jilbab berasal dari akar kata jalaba, berarti menghimpun dan membawa. Jilbab pada masa Nabi Muhammad SAW ialah pakaian luar yang menutupi segenap anggota badan dari kepala hingga kaki perempuan dewasa.

Jilbab dalam arti penutup kepala hanya dikenal di Indonesia. Di beberapa negara Islam, pakaian sejenis jilbab dikenal dengan beberapa istilah, seperti chador di Iran, pardeh di India dan Pakistan, milayat di Libya, abaya di Irak, charshaf di Turki, hijab di beberapa negara Arab-Afrika seperti di Mesir, Sudan, dan Yaman. Hijab Hanya saja pergeseran makna hijab dari semula berarti tabir, berubah makna menjadi pakaian penutup aurat perempuan semenjak abad ke-4 H.

Sebelum fenomena jilbab menyeruak tahun 1990-an silam, perempuan Muslim di Indonesia lebih banyak menggunakan kerudung untuk menutupi aurat sebagai tafsir atas perintah Al Quran. Berkerudung sudah dianggap cukup bagi kalangan perempuan Muslim NU dan Muhammadiyah. Namun jilbab belakangan kian menggantikan kerudung karena perbedaan tafsir atas apa yang disebut aurat bagi perempuan Muslim.

Begitulah…saking dahsyatnya fenomena jilbab. Budayawan Emha Ainun Nadjib pernah mengabadikannya dalam pentas bernama “Lautan Jilbab” yang digelar di Yogyakarta, Surabaya, Makassar dan lain-lain pada 1990. Cak Nun pun bersyair:

“Jilbab adalah keberanian di tengah hari-hari sangat menakutkan. Jilbab adalah percikan cahaya di tengah-tengah kegelapan. Jilbab adalah kejujuran di tengah kelicikan. Jilbab adalah kelembutan di tengah kekasaran dan kebrutalan. Jilbab adalah kebersahajaan di tengah kemunafikan. Jillbab adalah perlindungan di tengah sergapan-sergapan”.

Ini menjadi semacam deklarasi dukungannya atas keputusan perempuan Muslim memilih untuk menutup auratnya. Begitu pun, Cak Nun tak menjadi fanatik. Nakhoda Kiai Kanjeng ini bahkan tak mewajibkan perempuan yang lantas diperistrinya [Novia Kolopaking] untuk berjilbab. Ia menyerahkan hal tersebut pada sang istri. Cak Nun, sebagaimana juga Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid ingin mengajarkan pada Muslim Indonesia bahwa beragama harus substantif. Sesuatu yang formal tidak pasti yang menjadi substansi dari perintah agama.

Buat saya sebagai mesin elektoral PKS telah membuktikan sebagai parpol yang menjanjikan. Terbukti raihan suaranya meningkat dari Pemilu 1999 hingga 2009. Tapi PKS kini “turun pangkat” karena kembali menonjolkan sisi-sisi simbolik agama. Dan ini membuat saya cemas. Jangan-jangan poin yang ditonjolkan dalam buku “Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia” [2009] benar adanya? Dalam buku tersebut diudar misi terselubung partai ini untuk mendirikan negara Islam di tanah air.

Ihwal ini segala sesuatunya telah terang. Perdebatan negara Islam tidak relevan lagi, baik dikaitkan dengan NKRI atau tata kelola negara modern. Syariat Islam wajib memandu dan karenanya berlaku bagi setiap Muslim di tataran privat. Suatu yang publik seperti negara [state] tidak ikut serta. Baiklah saya kutip dokumen keputusan PBNU saat menyelenggarakan forum Bahtsul Masa’il, November 2007. Salah satunya menegaskan, “tidak ada nash [teks] dalam Al Quran yang mendasari gagasan tentang negara Islam atau perlunya mendirikan negara Islam. Negara Islam atau Khilafah Islamiyah sepenuhnya adalah ijtihadiyah atau interpretasi Islam”.

Saya berharap hasrat-hasrat seperti itu dapat digugurkan. Karena saya tak pernah bermimpi Indonesia akan jadi negeri mirip Afganistan di masa Taliban yang diceritakan Khaled Hosseini dalam The Kite Runner.

Sumber : Liputan 6

Islam dan Kesehata Reproduksi

Dalam ilmu kedokteran, reproduksi bermakna menghasilkan keturunan. Sedangkan kesehatan reproduksi (kespro) didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dalam segala hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi juga berkaitan dengan kemampuan untuk memiliki kehidupan seksual yang memuaskan dan aman, serta kemampuan untuk memiliki keturunan dan bebas menentukan waktu memiliki keturunan dan jumlah keturunan. Sebagian orang memandang bahwa kesehatan reproduksi hanya terkait pada organ reproduksi laki-laki dan perempuan, padahal hal itu tidak sepenuhnya benar karena cakupan kesehatan reproduksi sangat luas.

Kespro memiliki tiga komponen yaitu kemampuan untuk prokreasi, mengatur tingkat kesuburan, dan menikmati kehidupan seksual; dampak kehamilan yang baik melalui angka harapan hidup dan pertumbuhan bayi dan balita yang meningkat; serta proses reproduksi yang aman. Adapun cakupan kesehatan reproduksi meliputi alat reproduksi, kehamilan dan persalinan, kespro remaja, pencegahan kanker leher rahim, metode kontrasepsi dan KB, kesehatan seksual dan gender, perilaku seksual yang sehat dan yang berisiko, pemeriksaan payudara dan panggul, impotensi, HIV/AIDS, infertilitas, kesehatan reproduksi laki-laki, perempuan usia lanjut, kesehatan reproduksi pengungsi, infeksi saluran reproduksi, safe motherhood, kesehatan ibu dan anak, aborsi, serta infeksi menular seksual.



Kesehatan Reproduksi dalam Islam



Islam sebagai pandangan hidup tentu saja memiliki kaitan dengan kesehatan reproduksi mengingat Islam berfungsi sebagai pengatur kehidupan manusia dalam rangka mencapai keadaan sesuai dengan definisi kesehatan reproduksi itu sendiri. Islam mengatur kesehatan reproduksi manusia ditujukan untuk memuliakan dan menjunjung tinggi derajat manusia. Dan Islam sejak belasan abad yang lalu—jauh sebelum kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran—mengaturnya sesuai dengan Quran, hadits, dan ijma para ulama, yang mencakup seksualitas, kehamilan, menyusui, kontrasepsi dan KB, dan aborsi, serta hal lain yang tidak dapat dijelaskan satu-satu persatu. Dan sebagai umat muslim kita wajib mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan Islam dalam rangka mencapai kesejahteraan sebagai umat manusia.



Islam dan Seksualitas



Seksualitas dalam Islam dapat menjadi hal yang terpuji sekaligus tercela. Seksualitas menjadi hal yang terpuji jika dilakukan dalam lingkup hubungan yang sesuai syariat, yaitu hubungan pasangan laki-laki dan perempuan—bukan antara pasangan sejenis (homoseksual) atau dengan binatang (zoofilia)—yang telah menikah secara sah. Sebaliknya seksualitas dalam Islam dapat menjadi hal yang tercela jika hubungan dilakukan di luar pernikahan, antara pasangan sejenis, atau dengan binatang.

Ayat Quran yang paling terkenal untuk menjelaskan hubungan laki-laki dan perempuan yang sesuai syariat adalah dalam surat Ar Ruum: 21 yang menyatakan tujuan pernikahan yaitu dijadikannya rasa cinta dan kasih sayang. Seorang ahli tafsir dalam kitab tafsir Al Futuhatul Ilahiyah menyatakan bahwa cinta berarti hubungan seksual, dan kasih sayang berarti hasil hubungan seksual yaitu seorang anak. Hal ini berarti Islam sangat mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam hal seksualitas adalah untuk kebaikan bersama secara fisik dan mental serta menghasilkan keturunan sebagai penerus diinul Islam, bukan hanya untuk kepuasan secara biologis saja.

Islam melarang hubungan seksual melalui dubur & mulut (anal & oral sex), homoseksualitas, sodomi, lesbianisme, dan perilaku seksual lain yang tidak wajar. Kekhawatiran Islam tentang hal ini sangat beralasan mengingat saat ini perilaku di atas banyak ditemukan di masyarakat di seluruh dunia yang berakibat pada timbulnya penyakit-penyakit menular seksual dan desakralisasi hubungan pernikahan dimana hanya mementingkan syahwat semata. Hubungan seksual juga dilarang untuk dilakukan saat menstruasi (lihat QS. Al Baqarah: 222), pasca melahirkan, penyakit berat, dan siang hari di bulan Ramadhan. Penelitian-penelitian di abad modern menunjukkan korelasi positif antara larangan tersebut dengan efek merugikan yang ditimbulkannya bila dilakukan.

Dalam Islam hubungan seksual pranikah dan perselingkuhan dilarang dan dapat dihukum sesuai syariat. Bahkan negara kita juga telah memasukkan perihal ini dalam KUHP. Supaya umat manusia tidak terjebak pada perilaku tercela maka Islam mengaturnya dalam Quran surat Al Israa: 32 yaitu tentang larangan mendekati zina. Bukan hanya melakukan, mendekatinya saja dilarang dalam Islam seperti hubungan laki-laki dan perempuan bukan muhrim yang terlampau bebas.

Hubungan seksual yang bebas (freesex) secara kedokteran dapat menyebabkan penyakit/ infeksi menular seksual, kehamilan tak diinginkan, aborsi dan kematian ibu, dan bayi tanpa ibu. Secara sosial maka akan menimbulkan nasab yang tidak jelas, sehingga kehidupan keluarga dan sosial budaya akan terganggu. Semua hal itu akan berujung pada penurunan kualitas generasi bangsa.



Islam dan Kehamilan



Dr Maurice Bucaille, ilmuwan Perancis dalam bukunya yang fenomenal La Bible Le Coran Et La Science (Bibel, Quran, dan Sains Modern) menyatakan bahwa sebelum ilmu kedokteran modern berkembang, para ilmuwan memiliki konsep yang salah tentang penciptaan manusia padahal Quran telah menyatakannya dengan sangat jelas sejak 14 abad yang lalu. Dalam surat Al Mukminun: 14 dan Al Hajj: 5, Quran telah menjelaskan tahap demi tahap perkembangan penciptaan manusia. Quran menyebutkan tempat-tempat mekanisme yang tepat dan menyebutkan tahap-tahap yang pasti dalam reproduksi, tanpa memberi bahan yang keliru sedikit jua pun. Semuanya diterangkan secara sederhana dan mudah dipahami oleh semua orang serta sangat sesuai dengan hal-hal yang ditemukan oleh sains di kemudian hari. Mari kita lihat kandungan surat Quran di bawah ini yang begitu menakjubkan: “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”(QS. Al Mu’minun: 14)

Hal yang dijelaskan Al Quran di atas sangat sejalan dengan ilmu kedokteran dan embriologi modern, termasuk diciptakannya pancaindera seperti tercantum dalam Surat As Sajadah: 9, yang berbunyi: "Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh (ciptaan)Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."



Islam dan Menyusui



Penelitian ilmiah modern baru dapat menyatakan kelebihan dan manfaat air susu ibu (ASI) di penghujung abad ke-20. Namun, kajian tentang ASI telah termaktub di dalam Quran beribu tahun yang lalu sejak diturunkannya pedoman hidup manusia itu. ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi itu telah menjadi rekomendasi WHO untuk diberikan secara eksklusif selama 4-6 bulan dan dilanjutkan bersama makanan lain hingga berusia 2 tahun. Hal ini sesuai dengan surat Al Baqarah: 233, yang secara ilmiah berkaitan erat dengan pembentukan sistem kekebalan tubuh bayi dalam tahun-tahun pertama kehidupannya.

ASI tidak hanya penting bagi bayi saja tetapi penting pula bagi ibunya. Hubungan batin antara ibu dan bayinya menjadi lebih terasa karena dekatnya hubungan mereka melalui proses penyusuan. Secara klinis telah pula diteliti bahwa penyusuan dapat mengurangi risiko kanker payudara. Selain itu proses penyusuan berguna pula sebagai kontrasepsi alamiah.



Islam dan Kontrasepsi



Hingga saat ini kontrasepsi sebagai sarana pengaturan jarak kehamilan masih menjadi perdebatan di kalangan ulama dan ilmuwan Islam. Ada kalangan yang menentang karena mereka beranggapan kontrasepsi atau keluarga berencana merupakan produk Yahudi dan kaum kafir untuk melemahkan kaum muslimin karena mereka takut kalau-kalau pertumbuhan umat Islam akan mengancam tujuan, dominasi/pengaruh dan kepentingan mereka. Kalangan yang menentang juga beranggapan bahwa KB bertentangan dengan anjuran Islam untuk memperbanyak keturunan. Ada pula kalangan yang membolehkan atau membolehkan dengan syarat.

Kontrasepsi di dunia Islam memiliki sejarah panjang. Dasar penggunaan kontrasepsi di dalam Islam adalah hadits Rasulullah yang berbunyi, ‘Kami pernah melakukan azl (senggama terputus) di zaman Rasulullah. Rasul mengetahui hal itu terapi tidak melarang kami melakukannya’. Beberapa ulama menggunakan qyas, bila azl diperbolehkan, maka metode ikhtiar pengaturan kehamilan lainnya pun boleh, kecuali sterilisasi. Jarak kehamilan dalam Islam pun telah diatur melalui program menyusui. Kedokteran Islam sendiri telah mengembangkan kontrasepsi sejak awal dan memerintahkan Eropa untuk menggunakannya.

Penggunaan kontrasepsi dilarang jika ditujukan untuk menyuburkan kolonialisme dan imperialism. Intinya ketentuan Islam yang berhubungan dengan kontrasepsi atau KB bergantung kepada niat. Kalau kita menggunakan kontrasepsi karena ingin anak sedikit, malas mengurus anak, takut kulit rusak, takut organ reproduksi atau fungsi seksual terganggu, atau takut miskin, tentunya menggunakan kontrasepsi bertentangan dengan anjuran Islam karena unsurnya hanyalah egoisme bukan hablumminallah atau hablumminannas. Tentunya berbeda kalau kita berupaya menjarangkan kehamilan itu karena ikhtiar untuk dapat mendidik anak dengan lebih sempurna atau karena kita takut lahir anak yang cacat bila usia kita sudah di atas 35 tahun. Ada baiknya kita renungkan ayat Quran berikut:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (QS. An Nisaa: 9)”

Islam dan Aborsi



Permasalahan aborsi atau secara medis berarti penghentian kehamilan di bawah usia kehamilan 20 minggu masih menjadi perdebatan di kalangan muslim. Kalangan yang sepenuhnya menentang mendasarkan pendapatnya pada Quran Surat Ath-Thalaq: 3, yaitu, ‘Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu’

Sementara itu kalangan muslim lainnya membolehkan aborsi hanya untuk alasan berat seperti mengancam nyawa ibu atau kemungkinan janin lahir cacat. Saat ini berkembang perdebatan di Indonesia tentang akan dikeluarkannya Undang-Undang (UU) yang cenderung untuk melegalkan bahkan meliberalkan aborsi, dengan alasan saat ini banyak masyarakat yang terlibat praktik aborsi yang tidak aman sehingga menimbulkan angka kematian ibu dan bayi tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Tentu saja pembuatan produk legislatif ini harus disikapi dengan bijaksana dengan melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat termasuk kalangan ulama dan agamawan dalam proses pembuatannya.



Islam dan Pendidikan Seks

Islam juga sama sekali tidak lupa untuk mengajarkan kita tentang pendidikan seks berupa penjelasan tentang alat-alat reproduksi, kehamilan, menstrusi (haid), hubungan seksual yang aman dan syar’i, dengan bahasa yang sederhana dan dalam batas tata susila yang diperlukan, bukan mengandung unsur pornografi.



Akhirnya kita semua harus memahami bahwa Islam mengatur seksualitas untuk mencegah umat manusia melakukan perilaku seksual yang serampangan, yang dapat mengancam kemanusiaan.





*Penulis adalah dosen Program Studi Pendidikan Dokter UNTAN,

pengurus Dewan Masjid Indonesia Provinsi KALBAR

Alamat kontak: din_asro@yahoo.com


*Dimuat di Harian Pontianak Post, Desember 2008

Sabtu, 27 Maret 2010

Tips Menjadi Penulis


Saya yakin artikel yang bertema tentang tips menulis banyak kita temui dalam blog-blog yang menyajikan tips-tips tentang how to be came a famous blogger. Saya mencoba untuk melengkapinya, terutama bagi yang ingin menjadi penulis handal tetapi masih merasa kesulitan untuk menulis, atau pikiran sering hang karena kehabisan ide. Simak tips-tips berikut ini barangkali bisa memberikan solusi.



1. Activate Your Radar
Bukan berarti harus membeli radar kemudian memasangnya di kepala, tapi yang dimaksud adalah mempertajam insting akan hal-hal yang sedang terjadi disekitar kita. Ini menyangkut tentang kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, berita terhangat yang sedang beredar ataupun tentang perkembangan dunia iptek. Intinya kita harus peduli dan senantiasa up date dengan keadaan di sekeliling kita, karena dari hal tersebut dapat menjadi bahan rujukan tentang topik yang akan kita tulis nantinya.

2. Banyaklah Membaca
Kita bisa membaca koran, majalah, buku ataupun sebuah blog. Kenapa harus membaca? Dengan membaca, tentunya akan menambah wawasan dan perbendaharaan kita mengenai pokok bahasan yang akan ditulis. Selain itu, dengan membaca kita dapat mengetahui gaya tulisan seseorang. Setidaknya kita bisa membandingkan gaya tulisan si penulis A, si penulis B dsb. Secara disadari atau tidak, hal tersebut nantinya akan berpengaruh kepada gaya tulisan kita, sehingga akan memunculkan gaya tulisan dengan cirikhas kita sendiri dan tentunya dengan gaya tulisan yang lebih bermutu.

3. The Idea Is On The Air...and It's Free
Salah satu anugrah yang paling berharga yang diberikan Tuhan pada kita adalah otak. Denganya kita bisa menangkap ide-ide yang sedang berseliweran diatas kepala kita layaknya sinyal gelombang radio. Kabar baiknya, ide itu bisa kita dapatkan secara gratis. Ide bisa muncul dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. Bisa muncul dalam mimpi atau ketika sedang duduk di closet sekalipun. Jadi tangkaplah ide itu, simpan baik-baik, tetapi jangan terlalu lama...karena ide itu akan cepat usang kalau tidak segera dijabarkan.

4. Share Your Opinion
Biasakanlah beropini tentang berbagai hal, menyangkut keadaan yang sedang terjadi atau kita alami. It's mean sering-seringlah memberikan komentar atau pendapat tentang berita di tv, koran, mengenai wacana publik atau gosip sekalipun. Tuangkan dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa kita sendiri, atau bila perlu, sekali-kali kirimkan opini pribadi kita kepada surat kabar atau media masa lainya.

5. Share Your Knowledge
Semua orang pasti memiliki pengetahuan tentang suatu bidang. Hal itu terlahir karena bakat yang ia tekuni sehingga ia menjadi expert dalam bidang tersebut, atau bisa juga karena ilmu yang ia peroleh ketika duduk di bangku pendidikan, baik formal ataupun non formal. Biasakanlah untuk selalu berbagi tentang keahlian dan ilmu yang kita miliki melalui tulisan. Percayalah, ilmu akan lebih bermanfaat jika kita amalkan. Bukankah ada ayat yang mengatakan "sampaikanlah walaupun hanya satu ayat".

6. Menulislah Dimanapun dan Kapanpun
Biasakanlah untuk menulis dimanapun dan kapanpun. Bukankah sudah dibahas di atas kalau ide itu bisa muncul secara tiba-tiba. Maka dari itu usahakanlah untuk membawa notes kecil untuk mencatat hal-hal penting seandainya ide itu tiba-tiba muncul. Bila kondisi tidak memungkinkan, tulislah poin-poin pentingnya saja, sehingga apabila ada waktu luang kita bisa langsung mengembangkanya.

7. It's All About The Habit
Jadikanlah menulis menjadi adat dan kebiasaanmu. Sulit memang, tetapi kalian bisa memulainya secara bertahap dengan mengagendakanya. Sebagai contoh, saya punya seorang teman yang kebiasaanya menuliskan sesuatu sebelum ia tidur. Ia menulis tentang kejadian yg dialami pada hari itu atau tentang suatu topik yang sedang ia gemari.

8. Targetkan Untuk Selalu Menulis
Cobalah untuk membuat target dalam menulis, lakukan secara bertahap. Misalnya target untuk menulis sebuah artikel dalam seminggu. Jika sudah terbiasa, tingkatkan menjadi dua artikel dalam seminggu...sampai satu hari minimal satu artikel.

9. Ikutilah Ajang Kompetisi Menulis
Cobalah untuk mengikuti ajang atau kompetisi menulis, entah itu artikel, cerpen atau apapun. Kita bisa dengan mudah mendapatkanya di internet, surat kabar, atau lomba yang diadakan di sekolah atau kampus-kampus. Dengan mengikuti kompetisi, kita akan terpacu untuk menyajikan tulisan yang bermutu dan berbobot. Jika kita beruntung dan menjadi pemenang, selain mendapatkan reward, hal tersebut akan menambah rasa pe de dan memacu kita untuk terus konsisten dalam menulis.

Pramoedya Ananta Toer




Biografi

Pramoedya Ananta Tour lahir di Blora, Jawa Tengah, tanggal 6 Februari 1925. Ayahnya adalah seorang guru yang mula-mula bertugas di HIS di kota Rembang, kemudian, menjadi kepala guru sekolah swasta di Boedi Oetomo sampai menjadi kepala sekolah tersebut. Ibunya anak seorang penghulu di Rembang. Pada tahun 1950 ia menikah dengan wanita yang sering datang ke penjara ketika ia di penjara.

Pramoedya Ananta Toer menamatkan pendidikan di sekolah rendah (sekolah dasar) Institut Boedi Oetomo di Blora. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan selama 1,5 tahun ke Sekolah Teknik Radio Surabaya (Radio Volkschool Surabaya) di Surabaya (1940—1941).

Pada tahun 1942 Pramoedya pergi ke Jakarta. Ia bekerja di kantor Berita Jepang Domei sebagai juru ketik. Sambil bekerja, ia mengikuti pendidikan di Taman Siswa (1942—1943) dan mengikuti kursus di Sekolah Stenografi (1944—1945). Selanjutnya, ia kuliah di Sekolah Tinggi Islam Jakarta (1945) untuk mata kuliah filsafat, sosiologi, dan sejarah. Pada tahun 1945 ia keluar dari tempa kerjanya, yaitu Kantor Berita Jepang Domei dan pergi menjelajahi Pulau Jawa.

Pada tahun 1946 Pramoedya menjadi anggota Resimen 6 Devisi dengan pangkat letnan dua Tentara Keamanan Rakyat yang ditempatkan di Cikampek. Ia kembali ke Jakarta tahun 1947. Tanggal 22 Juli 1947 ia ditangkap marinir Belanda karena menyimpan dokumen gerakan bawah tanah menentang Belanda. Kemudian, ia ditahan di penjara pemerintah Belanda di Pulau edam dan di di Bukit Duri, Jakarta, sampai tahun 1949. Pada tahun 1950—1951 ia bekerja di Balai Pustaka sebagai redaktur. Pada tahun 1952 Pramoedya mendirikan dan memimpin Literary dan Fitures Agency Duta sampai tahun 1954. Tahun 1953 ia pergi ke Belanda sebagai tamu Sticusa (Yayasan Belanda Kerja Sama Kebudayaan). Tahun 1956 ia berkunjung ke Peking, Tiongkok, untuk menghadiri peringatan hari kematian Lu Sun.

Pada tahun 1958 Pramoedya Ananta Toer terlibat sebagai anggota Pimpinan Pusat Lembaga Kesenian Jakrta (Lekra) yang berada di bawah Partai Komunis Indonesia (PKI). Keterlibatnnya dengan Lekra menjadikannya harus berhadapan dengan seniman yang tidak sealiran, terutama yang menentang PKI, seperti dalam penandatanganan Manifestasi Kebudayaan.

Pada tahun 1962 ia menjabat redaktur Lentera. Selain itu, ia juga menjadi dosen di Fakultas Sastra, Universitas Res Publika, Jakarta, sebagai dosen Akademi Jurnalistik Dr. Abdul Rivai.

Pada masa kejatuhan Partai Komunis Indonesia, Pramoedya dibuang ke Pulau Buru karena dianggap terlibat PKI yang saat itu PKI hendak menggulingkan pemerintah Republik Indonesia tanggal 30 September 1960. Ketika terjadi penangkapan terhadapnya, ia mendapatkan penyiksaan. Setelah itu, ia dipenjarakan Tangerang, Salemba, Cilacap, dan selama sepuluh tahun hidup di pengasingan Pulau Buru. Karyanya yang dihasilkan selama dalam pengasingan itu pada umumnya dilarang oleh Kejaksaan Agung. Setelah rezim Orde Baru jatuh, (1998), Pramoedya Ananta Toer dibebaskan dari pengasingan di Pulau Buru.

Pramoedya Ananta Toer yang mengarang sejak tahun 1940-an telah menghasilkan banyak karya sastra, yaitu cerpen, novel, esai, dan karya terjemahan. Karya Pramoedya banyak yang sudah diterjemahkan dalam bahasa asing, yaitu Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Rusia, dan Jepang. Karya Pramoedya Ananta Toer, antara lain, adalah sebagai berikut.

A. Novel

1. Sepuluh Kepala Nica (1946)

2. Kranji Bekasi (1947)

3. Perburuan (1950)

4. Keluarga Gerilya (1950)

5. Mereka yang Dilumpuhkan (1951)

6. Bukan Pasar Malam (1951)

7. Di Tepi Kali Bekasi (1951)

8. Gulat di Jakarta (1953)

9. Midah, Si Manis Bergigi Emas (1954)

10. Korupsi (1954)

11. Calon Arang (1957)

12. Suatu Peristiwa di Banten Selatan (1958)

13. Bumi Manusia (1980)

14. Anak Semua Bangsa (1980)

15. Jejak Langkah (1985)

16. Gadis Pantai (1987)

17. Hikayat Siti Mariah (1987)

18. Rumah Kaca (1987)

19. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995)

20. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu II (1996)

21. Arus Balik (1995)

22. Arok Dedes (1999)

23. Larasati (2000)

B. Kumpulan Cerita Pendek

1. Subuh (1950)

2. Percikan Revolusi (1950)

3. Cerita dari Blora (1952)

4. Cerita dari Jkarta (1957)

C. Novel Terjemahan

1. Tikus dan Manusia karya John Steinbeck (1950)

2. Kembali kepada Cinta Kasihmu karya Leo Tolstoy (1950)

3. Perjalanan Ziarah yang Aneh karya Leo Tolstoy (1956)

4. Kisah Seoraang Prajurit Soviet karya Mikhail Sholokov (1956)

5. Ibu karya Maxim Gorky (1956)

6. Asmara dari Rusia karya Alexander Kuprin (1959)

7. Manusia Sejati karya Boris Posternak (1959)

Karena kreativitasnya dalam menulis karya sastra, Pramoedya Ananta Toer banyak mendapat hadiah, anugerah, dan penghargan. Berikut ini adalah hadiah, anugerah, dan penghargan yang diterima Pramoedya.

1.Hadiah Sastra dari Balai Pustaka atas novelnya Perburuan (1950)

2. Hadiah Sastra dari BMKN atas kumpulan cerpennya Cerita dari Blora (1952)

3. Anugerah Freedom to Write Award (PEN American Centre, Amerika Serikat) (1980)

4. Anugerah The Fund for Free Expression (New York, Amerika Serikat) (1992)

5. Anugerah Stichting Wertheim dari negeri Belanda (1995)

6. Anugerah Ramon Magsaysay dari Filipina (1995)

7. Penghargaan Unesco Madanjeet Singh Prize oleh Dewan Eksekutif Unesco (1996)

8. Anugerah Le Chevalier de l’ordre des Arts et des Letters dari Prancis (2000)


Sumber :www.pusatbahasa.diknas.go.id

ASERTIF

Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau assertion, yang artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif (Horgie, 1990).
Stresterhim dan Boer (1980), mengatakan bahwa orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif orang yang berpendapat dari oroentasi dari dalam, memiliki kepercayan diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut danberkomunikasi dengan orang lain secara lancar. Sebaliknya orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri terlalu mudah mengalah/ lemah, mudah tersinggung, cemas, kurang yakin pada diri sendiri, sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain, dan tidak bebas mengemukakan masalah atau hal yang telah dikemukakan.

Menurut Suterlinah Sukaji (1983), perilaku asertif adalah perilaku seseorang dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut ekspresi emosi yang tepat, jujur, relative terus terang, dan tanpa perasaan cemas terhadap orang lain. Sementara menurut Lange dan Jukubowski (1976), seperti yang dikutip oleh Calhoun (1990), perilaku asertif merupakan perilaku sesorang dalam mempertahankan hak pribadi serta mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keyakinan secara langsung dan jujur dengan cara yang tepat.
Selanjutnya menurut Rimm da Masters (1979), seperti yang dikutip Hargie (1990) mendefinisikan perilaku asertif sebagai perilaku antar pribadi yang bersifat jujur dan terus terang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan mempertimbangkan pikiran dan kesejahteraan orang lain. Taubman (1976) yang dikutip oleh Kelley (1979) yang memberikan batasan assertiveness sebagai ekspresi dari perasaan-perasaan, keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan, belajar bertindak atas dasar perasaan, keinginan dan kebutuhan orang disekitarnya. Sedangkan Rathus (1981) memberi batasan asertifitas sebagai kemampuan mengekspresikan perasaan, membela hak secara sah dan menolak permintaan yang dianggap tidak layak serta tidak menghina atu meremehkan orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah perilaku sesesorang dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut, emosi, perasaan, pikiran serta keinginan dan kebutuhan secara terbuka, tegas dan jujur tanpa perasaan cemas atau tegang terhadap orang lain, tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Sumber : http://duniapsikologi.dagdigdug.com

DAFTAR PEMENANG PANASONIC GOBEL AWARDS 2010

KATEGORI: INDIVIDU
Presenter Kuis/game show terfavorit: CHOKY SITOHANG
Presenter Infotainment terfavorit: FENI ROSE
Presenter Musik/variety show terfavorit: OLGA SYAHPUTRA
Presenter Berita/current affair terfavorit: PUTRA NABABAN
Presenter Talkshow terfavorit: ANDI F. NOYA
Presenter Talent show terfavorit: OKKY LUKMAN
Presenter Olahraga terfavorit: DARIUS SINATHRYA
Pelawak terfavorit: OLGA SYAHPUTRA
Aktor terfavorit: DUDE HERLINO
Presenter Reality Show terfavorit: UYA KUYA
Aktris terfavorit: NIKITA WILLY
Golden Achievement Award: ISHADI S.K.


KATEGORI: PROGRAM/ACARA
Kuis & Game show terfavorit: GONG SHOW
Infotainmen terfavorit: SILET
Musik & Variety Show terfavorit: DAHSYAT
Komedi terfavorit: OPERA VAN JAVA
Talkshow Berita terfavorit: DEBAT
Talkshow Hiburan terfavorit: BUKAN EMPAT MATA
Program Olahraga terfavorit: JARUM ISL
Acara Anak-anak terfavorit: IDOLA CILIK
Fitur terfavorit: GRIYA UNIK
Pencarian Bakat terfavorit: THE MASTER
Berita terfavorit: SEPUTAR INDONESIA
Drama Seri terfavorit: CINTA FITRI

NOMINATOR PANASONIC GOBEL AWARDS 2010

KATEGORI: INDIVIDU

AKTOR:
- Adly Fairuz
- Baim Wong
- Chicco Jerikho
- Dude Herlino
- Teuku Wisnu

AKTRIS
- Bunga Citra Lestari
- Luna Maya
- Naysila Mirdad
- Nikita Willy
- Shireen Sungkar

PRESENTER KUIS/GAME SHOW
- Arie Untung
- Choky Sitohang
- Darius Sinathrya
- Helmi Yahya
- Tantowi Yahya

PRESENTER INFOTAINMENT
- Cut Tari
- Feni Rose
- Indra Herlambang
- Irfan Hakim
- Ruben Onsu

PRESENTER MUSIK/VARIETY SHOW
- Choky Sitohang
- Ivan Gunawan
- Luna Maya
- Olga Syahputra
- Raffi Ahmad

PRESENTER BERITA/CURRENT AFFAIRS
- Chantal Della Concetta
- Jeremy Teti
- Najwa Shihab
- Putra Nababan
- Tina Talisa

PRESENTER TALKSHOW
- Andy F. Noya
- Desi Ratnasari
- Dorce Gamalama
- Olga Syahputra
- Tukul Arwana

PRESENTER OLAHRAGA
- Boy Noya
- Darius Sinathrya
- Donna Agnesia
- Ricky Jo
- Terry Putri

PRESENTER TALENT SHOW
- Adi Nugroho
- Eko Patrio
- Ivan Gunawan
- Okky Lukman
- Ruben Onsu

PRESENTER REALITY SHOW
- Cici Panda
- Helmi Yahya
- Mandala
- Ratna Listy
- Uya Kuya

PELAWAK
- Azis Gagap
- Eko Patrio
- Komeng
- Olga Syahputra
- Sule

Rabu, 24 Maret 2010

MASA BELAJAR SMK 4 TAHUN

Masa belajar siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) akan...

diperpanjang menjadi empat tahun. Alasannya, tiga tahun belajar di sekolah, ditambah setahun magang di industri atau program 3+1.

Hal itu dilakukan untuk melatih lulusan SMK bisa langsung diterima di bursa tenaga kerja di bidang industri dan memperluas pasar kerja.

Menurut Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, Joko Sutrisno, program itu diperuntukkan bagi siswa SMK yang telah mengikuti ujian nasional (UN).

Program tersebut untuk memperdalam keterampilan siswa SMK langsung di industri. Selain itu, agar siswa SMK mampu menghasilkan peralatan yang bisa memenuhi kebutuhan siswa sendiri. Serta, mendorong pemerintah untuk membeli peralatan-peralatan yang dihasilkan oleh siswa SMK.

Dikatakan Joko, program 3+1 itu dilaksanakan setelah UN, agar siswa kelas XII atau kelas 3 SMK bisa menyiapkan diri mengikuti UN. Pasalnya, program 3+1 itu dilaksanakan antara enam bulan sampai satu tahun.

"Siswa kelas tiga kami kirim ke industri sekitar delapan bulan, bisa-bisa nanti dia tidak lulus ujian nasional. Jalan keluarnya, siswa yang sudah UN bisa mengikuti program 3+1 yang disesuaikan dengan kebutuhan industri," tuturnya. (Intan Ungaling Dian)

TUJUAN PROGRAM 3+1
* Untuk memperdalam keterampilan siswa SMK langsung di industri.
* Agar siswa SMK mampu menghasilkan peralatan yang bisa memenuhi kebutuhan siswa sendiri.
* Mendorong pemerintah untuk membeli peralatan-peralatan yang dihasilkan oleh siswa SMK.

Sumber : Direktur Pembinaan SMK Depdiknas

Aktivasi Otak Tengah

Baru-baru ini di masyarakat marak terdapat fenomena yang membuat orang merasa ingin tahu dan merasa gelisah. Yaitu beberapa anak-anak setelah melalui suatu pelajaran dan pelatihan khusus, dapat melihat benda sambil menutup mata, membaca tulisan dan lain sebagainya. Sehingga membuat banyak orang merasa bingung. Menuai berbagai macam reaksi; ada yang sangat gembira, ada juga yang menganggap sebagai aliran sesat juga ada yang menganggap sejenis tipu muslihat baru untuk menipu uang orang banyak. Apakah sebenarnya penjelasan dari kejadian seperti ini? Bila merupakan muslihat penipuan, mengapa tidak ada orang yang menguaknya? Bila benar-benar merupakan pengembangan daya otak, mengapa dengan menutup mata dapat melihat benda? Tidak menggunakan mata dapat melihat benda bukankah sebuah fenomena yang menyesatkan?

Untuk memahami fenomena ini, kita perlu terlebih dahulu dijelaskan oleh pendiri yang mengadakan pelajaran-pelajaran tersebut. Diantaranya adalah ahli teknologi ilmiah komputer Amerika serta ahli dari Asosiasi Spesialis Komputer Inggris (MACP) dan juga Pelatih dan Pelaksana Senior Sertifikasi Program Bahasa Internasional. Melalui penelitian lebih dari sepuluh tahun, mereka berhasil menggunakan teknologi komputer untuk membangkitkan fungsi potensial dari otak manusia.

Penelitian mereka dikhususkan untuk memperhatikan fungsi dari midbrain yang terletak ditengah-tengah otak kiri dan otak kanan. Fungsi dari midbrain ini adalah sebagai jembatan antara otak kiri dengan otak kanan; dimana dalam kondisi tertidur, interbrain manusia tidak dapat berkembang secara maksimal. Oleh karenanya, fungsi interaktif antara otak kiri dan otak kanan mengalami keterbatasan. Saat ini, banyak ahli meneliti bagaimana membantu keseimbangan operasional otak kanan dan otak kiri. Dari penelitian selama 25 tahun terakhir, terdapat 15 orang yang memperoleh hadiah Nobel dari penelitian terhadap daya otak. Dalam pelatihan dilakukan berbagai pelajaran yang berbeda; seperti mental-aritmatik, pengembangan seluruh otak dan lain sebagainya. Yang mana beberapa hal tersebut merupakan hasil dari penelitian. Tujuannya semua adalah untuk membantu menyeimbangkan penggunaan otak kanan dan otak kiri serta menggali potensi daya otak; yang mana hasilnya berbeda-beda.

Sebuah penemuan yang baru adalah metode yang berbeda dengan lainnya. Berdasarkan ilmu psikologi yang luar biasa, teknik kegeniusan mutakhir, neurolinguistik, ilmu komunikasi, ilmu tingkah laku dan lain sebagainya serta menggunakan teknologi komputer ilmiah mutakhir, dalam waktu yang sangat pendek yaitu satu setengah hari, dapat berhasil mengaktifkan midbrain anak-anak. Hal ini merupakan sebuah prestasi yang dikagumi oleh orang-orang di luar dan di dalam negeri dan juga merupakan kehormatan bagi umat manusia modern.


Umumnya, setelah midbrain diaktifkan, daya ingat mereka dapat meningkat, daya konsentrasi membaik; daya kreasi bertambah, gerakan kinetik juga menjadi lebih baik, hormon menjadi seimbang, serta emosi menjadi stabil dan lain sebagainya. Aktivasi ini sangat jelas terlihat hasilnya bagi anak yang hiperaktif maupun anak dengan daya ingat yang lemah.
Melalui teknik “Genius Mind”, pelatihan ini disebarluaskan; yang dinamakan dengan “Metode Belajar Midbrain”. Berdasarkan penjelasan para ahli, setelah midbrain diaktifkan, midbrain akan dapat mengeluarkan gelombang otak untuk merasakan dan bereaksi terhadap benda-benda diluar. Dapat dikatakan juga bahwa dengan menutup mata, masih dapat melihat benda-benda, huruf, warna dan lain sebagainya. Jadi, dengan pelajaran dan pelatihan selama satu setengah hari, akan dapat membantu anak “melihat” dengan menutup mata.

Perbedaan Fungsi Otak Kiri dan OTak kanan

Dunia medis di jaman dahulu menganggap bahwa perbedaan fungsi otak kanan dan otak kiri tidaklah besar. Namun, pada saat ini, perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan tidak hanya menjadi pengetahuan yang diakui bersama oleh para praktisi medis pada umumnya, tetapi juga menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan yang khusus diteliti.

Fungsi otak kiri adalah untuk berpikir nalar, analisa, kemampuan berbaha-sa dan kemampuan menghi-tung. Dapat juga dikatakan bertanggung jawab terhadap IQ seseorang. Seseorang de-ngan kecenderungan otak kiri yang lebih dominan lebih egois, mementingkan diri sendiri, mudah iri hati, sombong dan lain se-bagainya.

Sedangkan otak kanan bertanggung jawab dalam emosi, daya intuisi, daya kreasi, kesenian, kemampuan refleksi, daya ingat, kepribadian dan lain sebagainya. Yaitu bertanggung jawab terhadap emosi (EQ). Seseorang dengan kecenderungan otak kanan yang lebih dominan cenderung dapat lebih berperasaan serta kurang dalam kemampuan manajerial. Pendidikan saat ini kebanyakan lebih mengutamakan otak kiri. Sehingga menga-kibatkan banyak orang tidak percaya adanya indera intuisi, daya prediksi, dan kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum dimana fungsi otak kanan tertekan oleh otak kiri.

Tetapi, setelah midbrain diaktifkan, fungsi dari otak kanan dan otak kiri dapat berjalan secara seimbang. Otak kiri tidak lagi menekan otak kanan. Kemampuan prediksi, daya ingat, kesenian, dan kemampuan refleks tidak saja hanya menjadi berkembang, tetapi kemampuan manajerial dan pemahaman mereka juga dapat terpelihara. Orang seperti ini akan lebih memiliki rasa cinta kasih, lebih mencintai orang tua sendiri, termasuk orang yang lebih tua, memiliki kecerdasan dan kerukunan. Memulihkan potensi awal yang semestinya dimiliki oleh umat manusia.

Bagaimanakan Midbrain diaktifkan?

Di masyarakat, terdapat berbagai metode dalam mengaktifkan midbrain; masing-masing metode memiliki hasil yang berbeda-beda. GMC menggunakan teknologi komputer yang modern; mengaktifkan midbrain melalui kolaborasi dan kemanjuran musik, audio dan lain sebagainya. Dengan prinsip yang sama, dilakukan pelatihan terhadap janin dalam kandungan seorang ibu dengan menggunakan musik “Mozart”. Laporan menyebutkan bahwa setelah bayi lahir, lebih cerdas serta lebih cepat belajar dibanding dengan bayi lainnya.

Letak perbedaannya adalah bayi yang telah tumbuh sekarang telah menjadi anak-anak; jadi, musik atau suara yang digunakan perlu lebih kuat beberapa kali dari musik Mozart. Yang lebih membanggakan adalah metode yang digunakan oleh GMC memiliki tingkat keberhasilan mencapai 70-80%, bahkan lebih.

Peran Orang Tua

Bila ingin membantu anak mengembangkan fungsi midbrain, peranan orang tua tidak boleh diabaikan. Midbrain memerlukan perasaan aman dan landasan kepercayaan diri dalam mengaktifkan dan mengembangkannya. Perasaan aman dan percaya diri dalam diri anak berasal dari perlakuan ayah dan ibunya. Dari segi bahasa, ayah dan ibu menentukan kata-kata anak; hasil yang dicapai juga jauh lebih efektif daripada banyak perkataan yang diucapkan oleh orang lain. Oleh karenanya, ayah dan ibu harus memprioritaskan belajar perkataan yang terpuji dan pasti.

Kedua, perlu menyisihkan waktu sedikitnya 20-30 hari untuk membantu anak berlatih. Setiap hari hanya memerlukan latihan selama 15-30 menit. Banyak orangtua yang beranggapan karena kesibukan hidup tidak memiliki waktu untuk mendampingi anak berlatih. Tetapi, bila dihitung anak saling berhubungan dengan orang tuanya seumur hidup misalnya hingga usia 18 tahun, maka 30 hari hanyalah 0.45% dari seluruh waktu tersebut. Bila dalam 30 hari tersebut dapat membuat anak seumur hidup memperoleh manfaat, mengapa tidak bersedia meluangkannya? Apalagi dalam satu hari hanyalah memerlukan waktu yang pendek yaitu 15-30 menit saja.

Langkah Perkembangan Potensi Otak

Langkah aktivasi midbrain secara sederhana dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa kestabilan awal dan masa pendalaman perkembangan.

· Masa Kestabilan Awal

Setelah mengikuti pelajaran selama satu setengah hari, midbrain anak akan teraktivasi. Anak dapat merasa sangat gembira juga sangat menarik. Para orang tua juga dapat merasakan kemampuan anak mereka menjadikan mereka merasa bangga. Sangat bersemangat karena ini merupakan penemuan yang baru. Tetapi, ini hanyalah titik awal. Anak-anak dapat melupakan bagaimana mereka memasuki kondisi jalannya midbrain. Lama kelamaan, sanggup menjadikan midbrain kembali dalam kondisi tertidur dan “tidak melihat”. Jadi, memerlukan latihan setiap hari hingga stabil. Yang dimaksud dengan stabil adalah anak-anak dapat sewaktu-waktu melakukan menutup mata sambil mengenal warna, mengenal huruf, membaca, mengenali benda-benda dan lain sebagainya. Latihan yang memadai akan membuat mereka tidak mudah kehilangan kemampuan mereka. Kecuali dalam jangka waktu cukup lama tidak digunakan.

· Masa Pendalaman

Banyak orang tua berhenti bila mencapai masa stabil. Karena mereka tidak mengetahui bahwa anak masih memiliki potensi yang menunggu untuk dikembangkan. Seorang anak yang benar-benar menggunakan midbrain memiliki karakter yang seimbang, hubungan antar manusia yang baik, suka menolong orang, pandai bergaul, prestasi belajar menonjol dan lain sebagainya. Dan juga, mereka juga dapat menggunakan kemampuan “Extra Sensory Perception (ESP)”. Misalkan, mereka dapat memprediksi cuaca besok pagi sehingga dapat merencanakan bagaimana bila keluar rumah.

Potensi ini memerlukan latihan penggunaan midbrain yang terus-menerus dari si anak; dari menutup mata yang dasar berlatih kemampuan menembus pandang; hingga tidak perlu menutup mata, hanya menutup mata dalam berlatih kemampuan menembus pandang; kemudian hingga membuka mata dalam berlatih kemampuan menembus pandang; hingga mencapai indera extra sensory. Pada akhirnya memasuki target dominasi dengan midbrain; memulihkan potensi awal yang seharusnya dimiliki umat manusia. Inilah yang disebut dengan talenta; sehingga mereka berubah menjadi manusia baru dalam jaman modern ini.

Hubungan Antara “Metode Belajar Menutup Mata” dengan Metode Belajar Midbrain

Nama “Metode Belajar Menutup Mata” diambil dari sebuah fenomena yang dapat dihasilkan setelah midbrain diaktifkan. Berarti bahwa anak tersebut dapat belajar dengan menutup mata. Tetapi bila ditambah sebuah kata “metode”, maka artinya sama sekali berbeda. “Metode Belajar Menutup Mata” memberikan kesan yang salah bagi banyak orang; bahkan ada beberapa yang salah mengartikan. Banyak orangtua menanyakan bahwa anak memiliki mata kenapa tidak digunakan malahan belajar sambil menutup mata; sepertinya agak melawan alam atau aliran sesat. Arti yang dimaksudkan adalah “metode” “belajar menutup mata” ini cukup efektif; semenjak itu, anak tidak perlu menggunakan mata dalam belajar; bahkan “memejamkan mata” dalam menjalani hidupnya.

Sebenarnya, tujuan akhir setelah midbrain diaktifkan bukanlah meminta orang untuk belajar sambil menutup mata atau memejamkan mata dalam menjalani hidup, tetapi membantu anak-anak memasuki kondisi terbimbing midbrain. Sehingga mereka dapat secara seimbang menggunakan otak kanan dan otak kiri serta mengembangkan potensi terbesar dari daya otak. Memejamkan mata membantu anak memasuki interbrain. Setelah terbiasa menggunakannya, tidak perlu menutup mata juga dapat menggunakan midbrain; yaitu dengan membuka mata juga dapat mengembangkan keseimbangan otak kanan dan otak kiri; sehingga otak kanan dan otak kiri berkembang secara seimbang.


Sumber: www.geniusmind-indonesia.com

Kebanggaan seorang Ibu

Beberapa tahun yang silam, seorang pemuda yang terpelajar dari semarang sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
"Ibu ada acara apa pergi ke Jakarta?" tanya si Pemuda. "Oh, saya mau ke Jakarta terus connecting flight ke Singapore nengokin anak saya yang kedua." jawab Ibu itu.
"Wouw... hebat sekali putra ibu." Pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak, pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.
"Kalau tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu? Bagaimana dengan kakak dan adik-adiknya?"
"Oh ya tentu" si Ibu bercerita, "Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di Perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwekerto, yang ketujuh menjadi dosen di Semarang."
"Hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai anak ketujuh." batin si Pemuda.
"Terus bagaimana dengan anak pertama Ibu?" tanya pemuda itu lagi.
Sambil menghela nafas panjang , ibu itu menjawab "Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak, Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar."
"Maaf ya Bu...kalau ibu agak kecewa denga anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya masing-masing, sedang dia hanya mejadi petani." Tanggap si pemuda.
Dengan tersenyum ibu itu menjawab, "Ooo tidak, tidak begitu nak. Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani."


Sumber : AJB Bumiputera 1912